Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Antisipasi Inflasi Jelang Akhir Tahun, TPID Jateng Siap Intervensi Pasar

Upaya menekan inflasi bahan pangan di Jateng menjadi agenda rutin TPID yang merupakan wadah kerja sama antara Bank Indonesia dengan pemerintah daerah.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Jawa Tengah, M. Firdauz Muttaqin, bersama Plt. Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekda Provinsi Jateng, Jarwanto, dan TPID Jateng, memantau harga dan stok bahan pangan di Pasar Bandarjo, Kabupaten Semarang, Kamis (22/12/2022). /Istimewa
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Jawa Tengah, M. Firdauz Muttaqin, bersama Plt. Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekda Provinsi Jateng, Jarwanto, dan TPID Jateng, memantau harga dan stok bahan pangan di Pasar Bandarjo, Kabupaten Semarang, Kamis (22/12/2022). /Istimewa

Bisnis.com, SEMARANG — Purwanti, salah seorang pedagang di Pasar Bandarjo, Kabupaten Semarang, bersemangat menawarkan cabai dan bawang merah kepada M. Firdauz Muttaqin, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, yang menghampiri lapaknya.

Firdauz datang bersama dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TIPD) Jawa Tengah yang tengah melakukan pemantauan harga dan stok pangan di pasar-pasar tradisional di Jateng. Pada Jumat, 12 Desember 2022, TPID Jateng melakukan pemantauan harga di sejumlah pasar yakni Pasar Bandarjo Kabupaten Semarang, Pasar Raya I Kota Salatiga, Pasar Gede Kota Surakarta, Pasar Pagi Kota Tegal, dan Pasar Kejambon Kota Tegal.

Menurut Purwanti, tidak ada kenaikan harga yang signifikan pada harga sembako, sayur mayur, maupun daging, meskipun ada kenaikan permintaan menjelang periode Natal dan tahun baru 2023. Harga tetap stabil karena pasokan barang terjamin.

“Sayur mayur datang dari petani di daerah dekat sini seperti Ungaran dan Kopeng. Daging ambil di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Ungaran. Semua tersedia,” ujarnya,  Jumat, (22/12/2022).

Berdasarkan pemantauan harga di Pasar Bandarjo dan Pasar Raya I Kota Salatiga, terlihat tidak ada lonjakan harga yang dikhawatirkan memicu naiknya inflasi menjelang akhir tahun. Stok pangan dan hortikultura juga mencukupi.

“Stok aman. Ada sedikit pergerakan harga wajar di tingkat eceran, tetapi harga di tingkat agen masih stabil. Kami terus memantau harga dan melakukan sidak pasar. Apabila ada kenaikan tinggi, akan dilakukan operasi pasar,” ujarnya di sela melakukan pantauan harga di Pasar Bandarjo.

Firdauz menambahkan, upaya menekan inflasi bahan pangan di Jateng menjadi agenda rutin TPID yang merupakan wadah kerja sama antara Bank Indonesia dengan pemerintah daerah tingkat provinsi maupun kabupaten kota.

TPID melakukan pemantauan harga secara rutin melalui aplikasi. Secara berkala, tim juga menerjunkan petugas untuk menyelenggarakan agenda sidak pasar.

Dalam agenda rapat rutin TPID yang digelar setiap pekan, pemerintah daerah tingkat kabupaten/kota melaporkan kondisi pergerakan harga dan pasokan komoditas utama di wilayah masing-masing. Apabila terjadi surplus komoditas tertentu di satu daerah, maka akan diarahkan untuk segera didistribusikan ke daerah lain yang mengalami kekurangan pasokan.

“Kerja sama antar daerah, ambil dari sentra-sentra produksi yang surplus dan kemudian dikirimkan ke daerah yang mengalami kenaikan harga. Ada subisidi transportasi untuk distribusi itu,” ujarnya.

Selain itu, TPID juga turut memantau implementasi subsidi khusus untuk komoditas tertentu yang disediakan oleh pemerintah. Saat ini, pemerintah melalui Kementerian Perdagangan menyalurkan subsidi untuk komoditas kedelai senilai Rp1.000 per kg, yang disalurkan melalui Koperasi Tahu Tempe (Kopti) dan Bulog. Subsidi tersebut diberikan guna menjaga stabilitas harga tahu dan tempe.

Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng melaporkan inflasi Jateng per November 2022 adalah sebesar 5,81 persen. Inflasi pada November melanjutkan penurunan pada Oktober, setelah sempat naik hingga 6,40 persen pada September sebagai dampak kenaikan harga BBM.

Dilihat dari kelompok pengeluaran, sektor yang memiliki andil terbesar terhadap inflasi di Jateng per November 2022 secara year on year adalah transportasi, perawatan pribadi dan jasa lainnya, dan serta   makanan, minuman dan tembakau.

Adapun, lima komoditas utama dengan andil inflasi terbesar di Jateng per November 2022 adalah angkutan udara, telur ayam ras, minyak goreng, rokok kretek filter, dan tomat.

Plt. Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekda Provinsi Jateng, Jarwanto, yang turut serta dalam agenda pantuan harga di pasar, mengatakan bahwa pada bulan ini harga minyak goreng di tingkat eceran masih menunjukkan kecenderungan naik, tetapi harga di tingkat agen masih stabil dan stok terjaga.

Di wilayah perkotaan, Jarwanto menyebut ada tendensi dari para agen untuk mengerem penjualan. Namun ia mengingatkan agar para agen dan pedagang besar untuk tidak menimbun stok yang dapat berakibat pada kelangkaan pasokan. Di sisi lain, pemerintah siap melakukan operasi pasar apabila terjadi kenaikan harga.

“Masyarakat tidak usah resah karena harga cabai merah keriting, cabai rawit merah juga stabil. Menjelang Natal dan Tahun Baru itu stok aman,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Daerah Kabupaten Semarang, Djarot Supriyoto, menambahkan bahwa stabilitas harga komoditas dan hortikultura di Jateng terbantu oleh pasokan yang cukup dari produsen yang tersebar cukup merata di setiap daerah.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper