Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SATU Jemput Peluang Bisnis di Kawasan Berkembang

Tahun ini, SATU akan menjemput peluang investasi dan bergerak ke Kabupaten Batang dan Kabupaten Subang, yang sedang berkembang dengan hadirnya kawasan industri.
Direktur Utama PT Kota Satu Properti Tbk. (SATU), Momog Irnawan, saat ditemui di sela-sela kegiatannya./Bisnis
Direktur Utama PT Kota Satu Properti Tbk. (SATU), Momog Irnawan, saat ditemui di sela-sela kegiatannya./Bisnis

Bisnis.com, SEMARANG - PT Kota Satu Properti Tbk. (SATU) menjadi salah satu emiten asal Jawa Tengah yang bergerak di bidang properti dan perhotelan. Beberapa waktu lalu, Bisnis berkesempatan untuk mewawancarai Momog Irnawan selaku Direktur Utama. Dari kesempatan tersebut, diungkapkan beberapa rencana, strategi, serta proyeksi SATU atas iklim usaha di tahun 2023 ini.

Secara umum, Momog menyiratkan optimisme tersendiri pada dunia properti di Tanah Air. Pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), insentif pemerintah, hingga dukungan dari perbankan dan peningkatan daya beli masyarakat jadi angin segar bagi pelaku usaha. Dengan tren positif tersebut, tak heran jika SATU mantap melangkah di tahun 2023 ini.

Berikut kutipan lengkap dari wawancara lengkap Bisnis dengan Direktur Utama SATU, Momog Irawan.

Rencana besar pada tahun ini seperti apa?
Kami fokus ke area yang sedang jadi tren bisnis. Misalnya, tahun ini kami akan bergerak ke Kabupaten Batang dan Kabupaten Subang, yang sedang berkembang dengan hadirnya kawasan industri.

Di Subang sedang berkembang dua hal. Selain kawasan industri yang merupakan perluasan dari kawasan industri lainnya di Jawa Barat, di sini pariwisata juga sedang jadi tren baru. Posisi properti yang akan kami bangun tidak jauh dari exit tol Subang, dengan jarak tempuh kurang lebih 2,5 jam berkendara dari Jakarta. Kami berada sebelum titik macet di Ciater, sehingga bisa jadi destinasi baru untuk warga Jakarta.

Di Batang, properti kami sangat dekat dengan Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), jarak tempuhnya hanya sekitar 7 menit. Di kedua tempat ini, Subang dan Batang, akan dikembangkan sesuai core business kami yang selalu berpasangan yaitu hotel dan properti.

Di Semarang, kami fokus mengembangkan Amaya Home Resort yang saat ini sudah memasuki fase keempat. Selain perumahan, kompleks ini akan dilengkapi dengan mini zoo dan area glamping di dekat danau kecil di belakang perumahan. Proses perizinan sedang berjalan.

Apakah ada rencana ekspansi anorganik?
Di bisnis hotel, kami membangun model bisnis jasa management service kepada hotel yang ingin dikembangkan untuk menjadi jaringan hotel kami. Mereka akan mendapatkan manfaat perkembangan bisnis, brand building, dukungan operasional, dengan menggunakan standar kami. Tahun ini akan ada 4 hotel yang akan bergabung. Ada satu properti hotel di Bali, dan tiga di Jawa Barat.

Dalam kerja sama management service hotel ini, menurut pengamatan kami saat ini peluangnya yang strong di hotel bintang 2 dan 3, sehingga kami akan memprioritaskan hotel yang setara dengan Allstay Hotel yang dimiliki oleh Kota Satu Properti.

Aksi korporasi lain di bisnis properti?
Untuk properti yang akan kami bangun di Subang, itu posisi kami sebagai pengembang. Kami kerja sama secara internal di dalam grup. Kami akan membangun perumahan dan hotel, juga akan ada camping ground, glamping, dan jogging track dengan view pegunungan.

Strategi kami selalu sama. Pada saat mendesain hotel dan properti selalu dilengkapi dengan kafe dan kuliner, mengedepankan konsep go green kawasan dengan menyediakan sport area dan fasilitas outdoor. Kami punya pengalaman di Semarang dengan Amaya Home Resort yang kental sekali konsep go green dan healing.

Tren bisnis properti ke depan akan seperti apa?
Saat ini dan ke depan yang tren untuk keluarga muda dengan harga rumah sekitar Rp1 miliar. Tentunya masih harus disesuaikan dengan lokasi masing-masing properti dan profil target pasar. Di Batang, kami menyasar karyawan menengah ke atas karena dekat kawasan industri. Kalau yang di Subang untuk orang Jakarta yang ingin liburan sambil investasi. Kalau mereka sudah merasakan fasilitas, maka akan meingkatkan confidence level untuk kemudian berinvestasi di properti kami.

Secara garis besar, Subang profilnya rumah untuk investasi dan wisata, mungkin akan memiliki nilai lebih. Di sisi lain Batang juga perkembangannya bagus sehingga akan naik cepat. Kami coba jaga affordability tapi dengan fasilitas dan layanan yang bagus.

Apa strategi yang dilakukan SATU untuk mendongkrak bisnis properti?
Secara umum tren bisnis properti memang naik sejak kuartal III/2022 yang lalu, dipengaruhi oleh pelonggaran PPKM yang membuat ekonomi bergerak sehingga daya beli meningkat. Ditambah insentif pemerintah terkait dengan program DP nol persen.

Tren yang positif itu kami perkuat dengan pembenahan di internal sehingga efeknya lebih besar. Kami di Amaya Home Resort, misalnya, telah melakukan pembenahan total atas servis kepada konsumen. Amaya sudah langsung memberikan pesan kepada pembeli bahwa sertifikat ready. Kami juga menggaransi untuk memastikan zero complaint dari pembeli baru maupun pembeli lama.

Agustus 2022 kami mengumpulkan bank untuk mendapatkan dukungan dan membangun kepercayaan. Sekarang semua bank-bank besar sudah bisa bekerja sama membantu KPR. Proses KPR mudah, ada program DP 0%, plus dari kami ada subsidi bunga KPR senilai 2% selama satu tahun. Bantu juga pembebasan biaya-biaya sampai dengan balik nama sertifikat. Sehingga konsumen sejak awal merasa aman dan nyaman. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper