Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang Ramadan, TPID Jateng Gelar Pantauan Harga di Ritel dan Pasar Tradisional

Secara umum baik ketersediaan maupun harga kebutuhan pokok di Jawa Tengah masih cukup.
Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) menggelar pemantauan harga di Pasar Johar dan Superindo Imam Bonjol. /Bisnis - M. Faisal Nur Ikhsan
Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) menggelar pemantauan harga di Pasar Johar dan Superindo Imam Bonjol. /Bisnis - M. Faisal Nur Ikhsan

Bisnis.com, SEMARANG — Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) menggelar pemantauan harga di dua titik di Kota Semarang, yaitu Pasar Johar dan Superindo Imam Bonjol. Kegiatan tersebut dilakukan pada Selasa (12/3/2023) pagi untuk mengantisipasi lonjakan harga jelang masuknya bulan Ramadan.

"Kami coba mengkomparasi di ritel, untuk volatile food memang lebih mahal di sini. Kisaran naiknya 30-50 persen. Seperti brambang (bawang merah) tadi di Pasar Johar Rp25.000/kg di sini Rp54.000/kg. Harganya memang berbeda, tapi untuk beberapa komoditas yang tidak boleh melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) ritel ini tentu taat," jelas Kepala Biro Perekonomian Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Tengah, Eddy Sulistyo Bramiyanto.

Eddy menambahkan, untuk komoditas telur ayam, harga di toko ritel dan pasar tradisional juga tidak jauh berbeda. "Masih di kisaran HET di Rp27.000/kg, tapi Harga Acuan Pembelian (HAP) Rp32.000/kg. Masih terjaga," ujarnya.

Komoditas telur ayam sejak pandemi Covid-19 tak banyak mengalami pergerakan harga. Namun, jelang Ramadan, meningkatkan permintaan telur ayam ikut mendorong laju harga di pasaran.

Lebih lanjut, secara umum baik ketersediaan maupun harga kebutuhan pokok di Jawa Tengah diklaim masih cukup memadai. "Secara umum kondisinya aman, harga stabil. Ini ritme menjelang puasa seperti ini. Maka ini yang ingin kita jaga," kata Eddy.

TPID Provinsi Jawa Tengah sendiri masih bakal melakukan pemantauan harga secara rutin. Selain di Kota Semarang, pemantauan juga dilakukan di lima kota lain di Jawa Tengah yang menjadi tempat Survei Biaya Hidup (SBH). "Masing-masing kota ada kondisinya sendiri-sendiri," jelas Eddy.

Ndari Surjaningsih, Plt Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Jawa Tengah, menjelaskan bahwa pemantauan harga secara khusus bakal dilakukan pada komoditas volatile food. Pasalnya, kelompok komoditas itulah yang rawan menyumbang inflasi. Tren peningkatan konsumsi pada bulan Ramadan juga diantisipasi, karena dikhawatirkan dapat memicu lonjakan harga.

"Kita koordinasikan, supaya sumbangan terbesar inflasi di volatile food itu terjaga. Yang ujungnya adalah daya beli masyarakat terjaga dan harga-harga tetap terjaga. ini kan bagus untuk masyarakat," jelas Ndari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : liputan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper