Bisnis.com, SEMARANG — Sektor tekstil dan produk tekstil (TPT) di Jawa Tengah masih belum menunjukkan pergerakan yang berarti jelang perayaan Idulfitri.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Tengah, Muhammad Arif Sambodo, mengatakan belum bisa memperkirakan kondisi penjualan TPT di pasar domestik.
Baca Juga
"Saya belum dapat gambaran. Yang jelas, kalau ada kenaikan ya tidak terlalu besar karena untuk ekspor antar daerah itu kita agak susah mengeceknya. Permintaannya seperti apa, kita tidak pernah lihat," ucapnya, Rabu (29/3/2023).
Sebagai informasi, kinerja ekspor Jawa Tengah secara umum memang mengalami kontraksi. Pada Januari 2023 lalu, ekspor pada sektor industri mengalami penurunan 4,10 persen dibandingkan bulan Desember 2022. Adapun berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) nilai ekspor sektor industri di Jawa Tengah pada Januari 2023 lalu mencapai US$814,03 juta.
"Sementara ini belum menggembirakan, artinya untuk TPT masih agak turun sedikit dibanding bulan-bulan sebelumnya," kata Arif saat dihubungi Bisnis. Meskipun sektor TPT masih mengendur, namun Jawa Tengah masih optimistis bisa mencatat kinerja positif pada sektor industri dan negara tujuan ekspor non-konvensional.
Dalam periode 2019-2021 lalu, kinerja industri TPT memang sempat mengalami kontraksi akibat pandemi Covid-19. Pada sektor industri tekstil misalnya, produksi tahunan industri manufaktur skala besar dan sedang mencatatkan angka negatif pada 2019 dan 2020. Baru pada 2021, produksi tahunan mengalami pertumbuhan positif di angka 4,41 persen.
Sementara itu, pada industri pakaian jadi, pertumbuhan produksi secara positif terjadi pada 2019 dengan 3,65 persen. Namun, pada tahun 2020 hingga 2021, produksi secara tahunan mengalami penurunan di angka -7,64 persen dan -0,19 persen.
Sebelumnya, Rahmat Dwisaputra Kepala Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Jawa Tengah, memperkirakan pertumbuhan ekonomi di wilayah itu bisa menyentuh angka 4,5-5,3 persen di tahun 2023 ini. Masih ada harapan dari masuknya investasi dari Penanaman Modal Asing (PMA) yang diperkirakan bakal mulai beroperasi secara bertahap pada tahun ini.
"Selain itu, percepatan penyelesaian Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) pada 2022 diperkirakan akan menarik beberapa investor untuk berinvestasi di Jawa Tengah," jelas Rahmat kepada wartawan, Selasa (28/3/2023) kemarin.