Bisnis.com, SEMARANG - Pemerintah Kota Yogyakarta mulai melakukan persiapan buat menyambut pemudik yang bakal masuk dari luar daerah.
"Tahun ini merupakan tahun awal dimana proses mudik ini diberi kekuasaan yang lebih besar. Sehingga pasti menurut pandangan kami akan terjadi lonjakan yang cukup besar, kira-kira begitu," ujar Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta, Aman Yuriadijaya, Senin (10/4/2023).
Aman menyebut untuk mengantisipasi hal tersebut, pihaknya telah menjadi komunikasi dan koordinasi dengan sejumlah instansi. Tak terkecuali aparat kepolisian dan pelaku usaha. Dalam skenario yang telah dipersiapkan Pemerintah Kota Yogyakarta, kepadatan lalu lintas diprediksi bakal terjadi di pusat-pusat perbelanjaan pada periode sebelum Lebaran. Sementara itu, pasca Lebaran, kepadatan lalu lintas relatif menyebar di beberapa titik. Termasuk di antaranya di pusat hiburan dan wisata.
Pemerintah Kota Yogyakarta tak cuma menyiapkan skenario rekayasa lalu lintas buat memecah kepadatan jelang dan saat Idulfitri tersebut. Perbaikan rambu lalu lintas serta petunjuk arah juga dilakukan guna memecah kekacauan lalu lintas.
Nantinya, pada 15-30 April 2023, Pemerintah Kota Yogyakarta bakal menggelar operasi gabungan untuk mengantisipasi kedatangan pemudik dan kepadatan saat Idulfitri.
Baca Juga
Aman memperkirakan, puncak mudik di Kota Yogyakarta bakal jatuh pada 19-20 April. "Kemudian puncak arus baliknya pada 24-25 April. Puncak balik yang pertama. Sementara puncak balik kedua ada potensi di tanggal 30 April-1 Mei," jelasnya di Kota Yogyakarta.
Sebagai informasi, pada periode Idulfitri mendatang, ada 6 juta pemudik yang bakal tiba atau melintasi wilayah DI Yogyakarta. Jumlah tersebut tak bisa dibilang sedikit. Apalagi dengan kapasitas jalan raya dan fasilitas umum di wilayah seperti Kota Yogyakarta.
Aman menyampaikan, setidaknya ada 800 unit lahan parkir mobil yang bakal bersiaga selama periode Idulfitri. Tentunya, jumlah lahan parkir itu masih kurang buat menampung ledakan kunjungan pendatang ke Kota Yogyakarta.
"Ini masih ada waktu, kami koordinasi dan pemantapan lagi. Apakah dimungkinkan ada lini kedua parkir. Artinya, tidak di zona utama. Bukan tidak mungkin, kita pernah punya pengalaman dulu zona pendukungan parkir Malioboro ini malah letaknya di Amongrogo misalnya. Kemudian ada shuttle transport dari Amongrogo ke Malioboro, ini kan potensi yang sedang juga kita pertimbangkan," jelas Aman.
Selain merekayasa wilayah parkir, Pemerintah Kota Yogyakarta juga bakal melakukan rekayasa lalu lintas dengan melakukan buka tutup arus kendaraan di wilayah-wilayah yang padat kunjungan.
"Koordinasi kami dengan kepolisian memang kunci utama menghadapi situasi yang ada adalah proses buka tutup yang sangat situasional, tergantung kondisi di lapangan," jelasnya.