Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Potensi Kinerja Perhotelan Jateng, Ini Faktor yang Mendukung

Pada periode Lebaran tepatnya selama H-1 hingga H+2, rata-rata tingkat okupansi hotel di Solo Raya di atas 95 persen.
Ilustrasi hotel./Freepik
Ilustrasi hotel./Freepik

Bisnis.com, SOLO - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Surakarta menyatakan okupansi hotel di Solo Raya, Jateng, terbantu dengan program pemerintah daerah, yang mendatangkan banyak massa.

"Kami menghargai dan mendukung kegiatan yang diselenggarakan pemda dan membawa massa. Pasti akan ada dampaknya," kata Humas PHRI Kota Surakarta Sistho A Sreshtho di Solo, Jateng, Sabtu (13/5/2023).

Ia juga mengatakan kegiatan konser musik yang mendatangkan artis nasional akan memberikan dampak yang signifikan bagi tingkat keterisian hotel.

Sistho menambahkan saat ini tingkat okupansi ada penurunan dibandingkan saat Lebaran. Ia mengatakan pada periode Lebaran tepatnya selama H-1 hingga H+2, rata-rata tingkat okupansi hotel di Solo Raya di atas 95 persen.

"Bahkan, ada yang mencapai 100 persen dengan rate kamar yang cukup tinggi. Meski demikian, saat ini mulai turun di angka 60 persen," katanya.

Ia mengatakan sebetulnya saat ini sudah banyak kegiatan pemerintahan dan perusahaan swasta yang dilaksanakan di hotel.

Meski demikian, sejauh ini belum mampu menyamai angka okupansi seperti Lebaran.

Selain melayani segmen pemerintah dan perusahaan, dikatakannya, saat ini sektor perhotelan juga sedang berbenah untuk persiapan libur sekolah.

"Ini jadi agenda tahunan teman-teman, mereka melakukan berbagai persiapan seperti persiapan dari segi internal maupun eksternal. Fasad gedung dirapikan, pembenahan, pengecatan, penataan parkir, perapian kembali restoran, dan perapian kamar," katanya.

Sedangkan mengenai target okupansi pada libur sekolah, dikatakannya, setiap hotel memiliki target masing-masing, namun tetap mengacu pada capaian di bulan yang sama tahun sebelumnya.

"Caranya sama, mereka melihat dihistori tahun-tahun sebelumnya. Misalnya, Juni 2022 okupansinya 90 persen, maka mereka mengasumsikan Juni 2003 juga 90 persen. Jadi tolok ukurnya di bulan sama tahun sebelumnya," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper