Bisnis.com, SEMARANG — Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Jawa Tengah menyiapkan sejumlah strategi untuk memitigasi risiko El Nino yang diperkirakan akan berlangsung pada Juli 2023.
Bank Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi Jawa Tengah, sebagai salah satu anggota TPID, menyatakan bahwa fenomena El Nino yang menyebabkan musim kemarau lebih kering, tidak akan terlalu mempengaruhi produksi pertanian di Jateng.
Deputi Kepala Perwakilan BI Jateng Ndari Surjaningsih mengatakan bahwa TPID telah mengambil sejumlah langkah untuk meminimalkan dampak El Nino terhadap produktivitas pertanian, khususnya beras.
“Dari TPID salah satu rekomendasinya adalah mempercepat masa tanam agar ketika El Nino datang, tanaman padi sudah berada pada fase yang tidak terlalu membutuhkan banyak air. Ini sedang dikoordinasikan dengan dinas terkait,” ujarnya dalam acara media briefing, Kamis (15/6/2023).
Selain itu, TPID Jateng juga memastikan kecukupan pasokan air dari waduk, bendungan dan embung yang dimanfaatkan untuk mengairi lahan pertanian. Hingga Juni 2023, volume air di waduk, bendungan dan embung di Jateng tercatat mencapai sekitar 1.300 juta meter kubik. Volume tersebut dapat mencukupi kebutuhan pengairan lahan pertanian di Jateng selama tiga hingga empat bulan. Dengan demikian, persediaan air cukup untuk mengairi lahan petani hingga musim El Nino berlalu.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah Rahmat Dwisaputra mengatakan bahwa pertanian menjadi salah satu sektor yang mendapatkan perhatian langsung karena sangat berpengaruh terhadap pergerakan inflasi, khususnya di Jateng.
Kemudian dari sisi inflasi, tekanan inflasi menurun pada Mei 2023. Inflasi enam kota gabungan di Provinsi Jawa Tengah mencatatkan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 0,22% (mtm), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 0,28% (mtm), namun masih lebih tinggi dari inflasi nasional sebesar 0,09% (mtm).
Secara tahunan, IHK enam kota gabungan di Provinsi Jawa Tengah pada Mei 2023 mencapai 4,02% (yoy), sedikit di atas nasional yang sebesar 4,00% (yoy). Penurunan inflasi tersebut terutama berlangsung seiring dengan berlalunya periode festive season Idulfitri 1444 H.
“Penurunan inflasi terjadi di semua kelompok, termasuk volatile food, karena panen masih baik,” ujarnya.
Untuk keseluruhan tahun 2023, inflasi IHK diperkirakan akan kembali berada pada sasaran inflasi 3,0±1%. Untuk menjaga inflasi kembali berada pada rentang target, Bank Indonesia akan senantiasa berkoordinasi dengan para pemangku kepentingan di daerah dalam Forum TPID Provinsi Jawa Tengah, dengan menyusun berbagai program pengendalian inflasi.
Program pengendalian inflasi tersebut diarahkan kepada pengelolaan ekspektasi masyarakat yang selanjutnya menjaga kecukupan pasokan dan kelancaran distribusi di tengah proses pemulihan perekonomian pada tahun 2023.