Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Satu Desa di Boyolali Terapkan Ekonomi Sirkular Berbasis Peternakan dan Pertanian

Desa Urutsewu yang berlokasi di Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali, memanfaatkan limbah tahu dan limbah peternakan sebagai bahan dasar biogas.
Sri Haryanto, Kepala Desa Urutsewu, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali, saat mengikuti kegiatan Capacity Building yang dilaksankan Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah. Desa Urutsewu menjadi salah satu penerima penghargaan Desa Mandiri Energi.-Bisnis/Muhammad Faisal Nur Ikhsan.
Sri Haryanto, Kepala Desa Urutsewu, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali, saat mengikuti kegiatan Capacity Building yang dilaksankan Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah. Desa Urutsewu menjadi salah satu penerima penghargaan Desa Mandiri Energi.-Bisnis/Muhammad Faisal Nur Ikhsan.

Bisnis.com, SEMARANG - Warga Desa Urutsewu, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali, secara swadaya mulai mengembangkan ekonomi sirkular. Masyarakat yang bermata pencaharian utama sebagai produsen tahu, peternak, dan petani tersebut berinovasi dengan memanfaatkan limbah sisa kegiatan usaha sehari-hari.

"Pemanfaatan limbah di desa kami ada beberapa macam. Untuk limbah tahu itu digunakan untuk biogas, ada limbah kotoran sapi, ada limbah dari kotoran ayam petelur yang digunakan untuk biogas, juga limbah rumah tangga," jelas Sri Haryanto, Kepala Desa Urutsewu, saat ditemui wartawan pada Jumat (21/7/2023) kemarin

Sri menjelaskan, pemanfaatan aneka limbah sebagai bahan baku biogas telah dikenal masyarakat Desa Urutsewu sejak tahun 1990-an. Bekerja sama dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) setempat, masyarakat mulai dikenalkan dengan potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) tersebut.

"Lebih concern lagi untuk pemanfaatan biogas sekitar 2012-2013, sejak saya menjabat sebagai Kepala Desa," ungkap Sri.

Belakangan, untuk mengembangkan pemanfaatan biogas tersebut, Sri menjalin komunikasi dengan Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Kabupaten Boyolali hingga Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jawa Tengah. Tak ketinggalan, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah ikut turun tangan buat mengembangkan fasilitas digester biogas kolektif di desa tersebut.

"Saya memberi pemahaman kepada masyarakat, ketika ada potensi lahan itu akan lebih bagus ketika digunakan untuk biogas. Namun, yang menjadi permasalahan di kami itu pelaku peternakan itu juga pertanian. Kekhawatiran mereka, kalau [kotoran ternak] dijadikan gas pupuknya akan berkurang," kata Sri.

Padahal, kotoran ternak yang diolah digester biogas masih bisa menghasilkan ampas yang disebut bioslurry. Limbah tersebut bisa kembali digunakan sebagai pupuk kandang organik. "Bioslurry langsung untuk tanaman bagus, tetapi tidak dipasarkan. Masih untuk kalangan sendiri," jelas Sri.

Tak heran jika Desa Urutsewu menjadi salah satu penerima penghargaan Desa Mandiri Energi (DME) yang diberikan Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah.Pemanfaatan kotoran ternak sebagai biogas, serta limbah biogas sebagai pupuk, merupakan salah satu bentuk ekonomi sirkular.

Praktik serupa telah dilakukan oleh Koperasi Peternak Sapi Perah (KPSP) Setia Kawan yang berlokasi di Kabupaten Pasuruan. Selain digunakan anggotanya, pupuk kandang organik hasil sisa pengolahan biogas juga dipasarkan di wilayah Jawa Timur hingga Pulau Lombok.

"Kita melihat praktik-praktik dari [sisa] biogas yang dihasilkan tadi digunakan untuk memupuk jeruk. Ini organik, tidak menggunakan pupuk kimia sehingga dari biogas tadi selain dihasilkan energi, pupuk, dan menghasilkan tanaman yang akan berproduksi seperti ini," jelas Eni Lestari, Kepala Bidang Pengembangan EBT Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah, Kamis (20/7/2023).

Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah sendiri mengajak 22 perwakilan penerima penghargaan DME untuk mengunjungi praktik ekonomi sirkular dan pemanfaatan EBT di wilayah Jawa Timur.

Selain di KPSP Setia Kawan Pasuruan, perwakilan DME yang terdiri dari perangkat desa itu juga diajak ke Kabupaten Malang buat menengok praktik serupa yang diterapkan di Koperasi Sinau Andanane Ekonomi (SAE).Eni berharap, melalui kegiatan tersebut masyarakat desa di Jawa Tengah bisa terinspirasi dan kian termotivasi buat memanfaatkan potensi EBT di wilayahnya.

"Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini antara lain desa bisa melakukan ATM, amati, tiru, modifikasi, dan menerapkan pengembangan EBT di desa yang bersangkutan," jelasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper