Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Operasi Pasar di Jateng Incar Buruh Pabrik

Gerakan Pangan Murah (GPM) yang dilakukan TPID Jawa Tengah tak cuma dilakukan di pasar-pasar tradisional, tapi juga di pabrik-pabrik.
Operasi Pasar di Jateng Incar Buruh Pabrik
Operasi Pasar di Jateng Incar Buruh Pabrik

Bisnis.com, SEMARANG - Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Jawa Tengah menggencarkan operasi pasar dengan tajuk Gerakan Pangan Murah (GPM).

Kegiatan tersebut merupakan kerja sama antara Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah bersama Badan Pangan Nasional (BPN).

"Tujuan GPM adalah agar masyarakat dapat mengakses dan mendapatkan pangan strategis dengan harga di bawah pasar," jelas Ndari Surjaningsih, Deputi Kepala Perwakilan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Jawa Tengah, dikutip Jumat (6/10/2023).

Pada bulan Oktober, pelaksanaan GPM dimulai di Kecamatan Pasar Kliwon Surakarta dan PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL). "Pemilihan lokasi di kecamatan dan di perusahaan padat karya ditujukan untuk menjaga daya beli masyarakat agar tidak terdampak kenaikan harga," jelas Ndari dalam siaran persnya.

Dalam kegiatan yang dilaksanakan pada Rabu (4/10/2023) lalu, digelontorkan 10 ton beras, 2.500 liter minyak goreng, satu ton gula pasir, 300 kg tepung beras, 40 kg tepung terigu, dua ton telur ayam ras, 200 kg cabai, 500 kg bawang merah, serta 500 kg bawang putih.

Perum Badan Urusan Logistik (Bulog), Rajawali Nusantara Indonesia, Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), PT Jateng Agro Berdikari, Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), serta sejumlah perusahaan swasta ikut mendukung penyediaan komoditas tersebut.

TPID Provinsi Jawa Tengah juga memberikan dukungan berupa fasilitas distribusi kepada Gapoktan. Petani dapat menikmati subsidi biaya angkut, kemasan, serta bongkar muat dari fasilitas distribusi tersebut.

"Dengan demikian, harga komoditas pada GPM dapat dijaga di bawah harga pasar dan meminimalkan gap harga produsen dan konsumen," jelas Ndari.

Setidaknya, sejak awal 2023, pelaksanaan GPM sudah dilakukan sebanyak 444 kali dengan lokasi di beberapa titik di Jawa Tengah.

Lebih lanjut, operasi pasar di kawasan pabrik padat karya sudah dilakukan sebanyak 10 kali. Ndari menyebut, TPID Provinsi Jawa Tengah bakal terus melaksanakan GPM dengan lebih masif guna menjaga stabilitas harga dan ekspektasi masyarakat.

Sebagai informasi, inflasi di Jawa Tengah pada bulan September 2023 utamanya dipacu oleh kenaikan harga beras. Penurunan produksi yang disebabkan oleh fenomena cuaca El Nino telah mengerek harga pangan dan berimbas pada daya beli masyarakat.

Lebih lanjut, pengurangan impor beras dari negara produsen juga ikut mendorong kenaikan harga di dalam negeri.

Inflasi Jawa Tengah pada bulan September 2023 berada di angka 0,41 persen secara month-to-month (mtm). Kondisi tersebut jauh lebih tinggi ketimbang angka inflasi di tingkas nasional yang berada di 0,19 persen (mtm).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper