Bisnis.com, SEMARANG - Fenomena cuaca El Nino yang menyebabkan kekeringan panjang diprediksi bakal memberikan pengaruh negatif pada produktivitas pertanian di Jawa Tengah.
Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers yang digelar pada Senin (13/10/2023) menyebut penurunan produksi beras di Jawa Tengah bakal mempengaruhi produktivitas beras nasional.
Lantaran Jawa Tengah punya peran besar sebagai salah satu lumbung pangan nasional.BPS memprediksikan, pada 2023 ini, produksi beras di Jawa Tengah bakal turun hingga 169.488 ton jika dibandingkan angka tahun 2022 lalu.
Secara kumulatif, produksi beras Jawa Tengah sepanjang tahun 2023 bakal berkisar di angka 5,3 juta ton.
Menyikapi proyeksi tersebut, Akhmad Kholisun Pimpinan Perum Bulog Wilayah Jawa Tengah menegaskan bahwa pihaknya bakal berupaya buat menjamin ketersediaan, keterjangkauan, serta stabilisasi harga.
"Itu amanah pemerintah kepada Bulog. Sehingga dalam kondisi apapun tugas itu akan kami laksanakan," ucapnya saat dihubungi Bisnis pada Selasa (17/10/2023).
Baca Juga
Akhmad menambahkan, untuk menjamin ketersediaan, Bulog bakal memprioritaskan penyerapan produksi beras dari dalam negeri, termasuk dari Jawa Tengah. Di sisi lain, distribusi antar wilayah juga bakal dilakukan buat menjamin pemerataan stok.
"Pada saat harga tinggi, supaya harganya bisa terjangkau oleh masyarakat, maka Bulog akan melakukan penjualan melalui Stabilisasi Pasokan dan Harga Pasar (SPHP) dengan harga yang telah ditetapkan di tingkat pedagang. Maksimal dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) kepada konsumen," jelas Akhmad.
Stabilisasi harga dilakukan baik di tingkat produsen seperti petani maupun di tingkat konsumen.Pemerintah daerah di tingkat kabupaten sendiri terus berupaya buat menjaga ketersediaan beras.
Seperti yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Temanggung melalui Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKPP). Potensi panen di wilayah tersebut pada Oktober-Desember 2023 tercatat kurang lebih 900 hektare.
Joko Budi Nuryanto, Kepala DKPP Kabupaten Temanggung, menyebut luasan tersebut masih akan terus bertambah seiring dimulainya musim tanam padi beberapa waktu lalu.Pada bulan Oktober, Kabupaten Temanggung punya potensi beras seluas 360 hektare. Pada November dan Desember, potensi luas panen berkisar di angka 370 hektare dan 270 hektare.
"Cadangan pangan saya kira cukup sampai Desember, nanti pada Januari akan ada panen lagi dari hasil penanaman saat ini," ucap Joko dikutip dari laman Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Pada perkembangan lainnya, Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpan) Provinsi Jawa Tengah terus menggencarkan Gerakan Pangan Murah (GPM) di sejumlah lokasi. Hingga September 2023, Dishanpan telah menggelontorkan anggaran hingga Rp350 juta untuk fasilitas distribusi petani yang ikut dalam program GPM tersebut.
"Kami bantu untuk transportasinya. Untuk beras Rp1.200 per kilogram, telur Rp2.000 per kilogram. Misal mereka bawa satu ton, dengan harga di sana Rp13.000, dibawa ke sini bisa dijual Rp11.00-11.500 per kilogram. Ini akan membantu masyarakat mendapatkan pangan dengan harga murah," jelas Dyah Lukisari, Kepala Dishanpan Provinsi Jawa Tengah di sela-sela kegiatannya di Kabupaten Tegal pada Senin (16/10/2023) lalu.