Bisnis.com, SEMARANG - Eksportir Jawa Tengah belum maksimal dalam memanfaatkan Pelabuhan Tanjung Emas sebagai pintu perdagangan.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Tengah, Ratna Kawuri, menyebut 30% ekspor Jawa Tengah keluar melewati Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta.
"[Masalah ini] sudah lama. Karena memang ekspor itu satu dipengaruhi dari kuantitasnya. Kemudian dipengaruhi dari forwarding-nya, apakah lewat udara, apakah lewat lain. Kemudian juga dipengaruhi oleh infrastruktur pelabuhannya sendiri," jelas Ratna saat ditemui wartawan pada Rabu (25/10/2023).
Ratna melanjutkan, pihaknya bakal memetakan kembali permasalahan yang dihadapi eksportir. Harapannya, Pelabuhan Tanjung Emas bisa memainkan peran yang lebih optimal sebagai pintu perdagangan produk asal Jawa Tengah.
Secara umum, Disperindag Provinsi Jawa Tengah mencatat ekspor yang melewati pelabuhan di Jawa Tengah berkisar di angka 67,18%. 30,47% ekspor Jawa Tengah keluar melalui pelabuhan di wilayah Jakarta.
Sementara itu, sebagian kecil produk ekspor Jawa Tengah melewati pelabuhan di Jawa Timur. "Nanti kami petakan, kenapa masih 30% lewat Jakarta. Apakah kapasitas terpasang kita yang kurang, ataukah memang karakter-karakter produk kita yang memang lebih cepat atau ketersediaan shipment-nya ini juga sangat memengaruhi," jelas Ratna.
Baca Juga
Sementara itu, Ketua DPD Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPE) Provinsi Jawa Tengah Ade Siti Muksodah, menyebutkan bahwa selama ini pelabuhan di Jawa Tengah masih belum memenuhi kebutuhan para eksportir.
"Dari pengusaha, kami sih maunya yang simpel, murah, dan sebagainya. Tapi kapal ini di sini [Jawa Tengah] tidak ada. Kemampuan, kapasitas pelabuhan itu sendiri yang harus kita tingkatkan," jelas Ade.
Ade menambahkan, eksportir juga menghadapi dilema lantaran tak sedikit pembeli yang meminta pengiriman produk lewat Jakarta. "Karena langsung ke negara tujuannya. Ada kapal yang ke sana. Kalau [pelabuhan] kita sebagai feeder. Itu yang perlu kita tingkatkan lagi," jelasnya.
Sebagai informasi, nilai ekspor Jawa Tengah pada Agustus 2023 naik 2,38% dibandingkan Juli 2023. Namun demikian, secara year-on-year, nilai ekspor mengalami penurunan hingga 13,18 persen.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Provinsi Jawa Tengah, Frans Kongi, menyebut penurunan ekspor itu disebabkan oleh minimnya pesanan dari pasar mancanegara. "Dikerjakan pesanan yang lama-lama, pesanan baru kurang. Menurun sekitar 30%," ucapnya saat dihubungi Bisnis beberapa waktu lalu.