Bisnis.com, SEMARANG — Grand Candi Hotel Semarang kembali menyelenggarakan Pasar Senggol, yakni event festival budaya dan kuliner yang rutin diselenggarakan setiap bulan di hotel bintang lima tersebut.
Dalam Pasar Senggol edisi Desember 2023, ada hal yang istimewa, yakni seluruh pengisi acara mengenakan pakaian tradisional kebaya dan kostum pop kultur Korea Selatan. Perbedaan budaya tersebut bertemu di Pasar Senggol yang digelar di Kafe Flamboyan Grand Candi Hotel Semarang.
Ratusan pengunjung tampak memadati event Pasar Senggol yang mengusung tema “Bersatu dalam keanekaragaman”, karena tak hanya mengangkat budaya Indonesia, namun juga terdapat budaya pop culture Korea yang bersatu dalam satu festival. Dalam acara ini, Grand Candi berkolaborasi dengan Oraenmaniya yang merupakan komunitas pecinta Pop Culture Jepang dan Korea di Kota Semarang.
Acara dibuka dengan fashion show cosplayer yang mengenakan berbagai kostum dari berbagai karakter karakter film, komik korea, dan karakter animasi. Puluhan cosplayer bersemangat menampilkan kostum yang mereka kenakan di depan pengunjung Pasar Senggol.
Selain itu, acara ini turut dimeriahkan dengan penampilan spesial dari Satrio, Juna, SSqueen, goodgirls, skadetea yang membawakan beberapa modern dance dan penampilan DJ dari Doubleslash yang merupakan komunitas DJ yang memiliki ciri khas membawakan lagu bertema Korea dan Jepang.
Pasar Senggol juga turut diramaikan dengan penampilan kebudayaan tradisional Indonesia dari Komunitas Diajeng, yaitu Jembrengan Jarik atau peragaan busana tradisional. Pada saat peragaan busana berlangsung di catwalk, moderator akan menjelaskan jenis batik atau busana yang sedang dipertunjukkan.
Setelah cosplay fashion show, pengunjung yang didominasi Gen Z diajak untuk menyaksikan talkshow bertajuk “Kiprah Perempuan Jawa dari sudut pandang Antropologis” dengan pembicara dosen Universitas Diponegoro, Eko Punto Hendro.
Topik ini membahas pentingnya peran perempuan Jawa dalam masalah ekonomi, baik dalam bisnis maupun dalam kehidupan berumah tangga dari jaman dulu hingga sekarang.
Dalam kesempatan tersebut, Eko menyampaikan pesan bagi para perempuan untuk menambah kemampuan dalam ilmu pengetahuan. "Pada zaman sekarang yang paling penting adalah pendidikan. Perempuan harus menempuh pendidikan setinggi-tingginya agar bisa menjaga diri,” ujarnya.
Public Relations Grand Candi Hotel, Adrian Reynald, mengatakan bahwa tujuan dari Pasar Senggol di bulan ini bukan hanya sebagai tempat rekreasi semata, namun juga wadah berkumpulnya berbagai komunitas yang ingin menampilkan keahlian dan bakatnya, salah satunya dari Oraenmaniya yang merupakan komunitas pecinta pop culture Korea dan Jepang.
“Grand Candi Hotel selalu terbuka dengan kegiatan yang berkaitan dengan kebudayaan. Penyelenggaraan Pasar Senggol secara rutin merupakan aksi nyata komitmen dari Grand Candi Hotel untuk berpartisipasi aktif dalam pemberdayaan kebudayaan lokal,” ujarnya.
Festival ini diakhiri dengan Noraebang atau karaoke bersama seluruh fandom idol K-pop yang menyanyikan berbagai lagu K-pop. Noraebang di Pasar Senggol semakin menarik karena banyak fandom yang totalitas saat datang ke acara ini, mulai dari pemilihan outfit hingga membawa properti lightstick, mereka bergaya seolah-olah sedang bersiap datang ke konser idol.
Tak hanya disuguhi berbagai pertunjukan, Pasar Senggol menjadi rumah bagi produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Grand Candi membuka kesempatan bagi pelaku UMKM untuk menjajakan produk mereka di Pasar Senggol. Seperti berbagai macam aksesoris, dimsun, gantungan kunci, telur gulung, dessert box, cookies dan lainnya.