Bisnis.com, SEMARANG - Memasuki periode musim penghujan, Presiden Joko Widodo mengimbau petani untuk mulai menanam padi. Dengan cara itu, diharapkan produktivitas padi pada Maret dan April 2024 nanti bisa meningkat.
"Targetnya harus naik. Kemarin kita sempat turun karena El Nino," ujarnya saat meninjau penanaman padi di Desa Kaibahan, Kecamatan Kesesi, Kabupaten Pekalongan, Rabu (13/12/2023).
Presiden juga menyebut, pemerintah pusat telah mengantisipasi kenaikan kebutuhan pupuk dengan berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian. "Saya janji pupuk akan ditambah subsidinya. Problem petani akhir-akhir ini adalah urusan pupuk. Sehingga urusan pupuk akan menjadi fokus Menteri Pertanian dan akan kita selesaikan," jelasnya.
Menanggapi hal tersebut, Pj. Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana menyebut bahwa saat ini ada 2,8 juta masyarakat Jawa Tengah yang menjadi petani. Dari jumlah tersebut, ada lebih dari 1 juta hektare sawah yang dikelola petani milenial.
"Berbagai upaya terus dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa tengah untuk memotivasi petani milenial. Seperti bimbingan lanjutan melalui forum komunikasi Purnawidya, pelatihan agribisnis petani milenial, pelatihan kewirausahaan, agricamp, dan Jambore Milenial," jelas Nana.
Jawa Tengah juga telah mulai melakukan pemetaan daerah penghasil padi. Termasuk menghitung kapan awal musim tanam bisa dimulai. Nana menyebut, di Jawa Tengah fenomena El Nino masih terasa dampaknya hingga November 2023. Indikasinya terlihat dari debit air yang masih belum normal sehingga jadwal tanam padi mesti mundur.
Baca Juga
Adapun hingga November 2023 realisasi tanam padi di Jawa Tengah baru berkisar di angka 147.000 hektare atau 53% dari target. Untuk komoditas jagung, realisasi tanamnya sudah berkisar di angka 70.000 hektare atau 93% dari target yang telah ditentukan.
"Upaya pencapaian target produksi padi dilaksanakan dengan menerapkan beberapa strategi, di antaranya memaksimalkan pola penanaman dan diharapkan mampu mewujudkan Indeks Penanaman (IP) 300 bahkan IP 400, serta pendampingan yang semakin intensif," jelas Nana, dikutip dari siaran pers.