Bisnis.com, SEMARANG - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di Jawa Tengah sejak Sabtu (16/3/2024) sampai Rabu (20/3/2024) mendatang.
Operasi TMC ini dilaksanakan dengan koordinasi oleh BNPB menggandeng Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), TNI Angkatan Udara, serta Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan pihak terkait lainnya.Belakangan ini, cuaca ekstrem menimpa beberapa wilayah di Jawa Tengah.
Cuaca ekstrem yang melanda ini memicu terjadinya rentetan bencana seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang. Ada 9 kota/kabupaten di Jawa Tengah yang terdampak, mulai dari Kota Semarang, Kabupaten Demak, Kabupaten Grobogan, Kabupaten Tegal, Kabupaten Kendal, Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Pati, Kabupaten Kudus, dan Kabupaten Jepara. Saat ini, kota/kabupaten tersebut tengah menetapkan status darurat tanggap bencana.
Kepala BNPB Suharyanto mengatakan bahwa dengan dilakukannya TMC ini, diharap bisa mengerem dampak banjir yang masih berpotensi akan terjadi lagi. “Untuk menyikapi terkait cuaca yang masih ekstrem, kita sudah mendapatkan arahan BMKG dan sudah menggerakkan Teknologi Modifikasi Cuaca. Ini sudah tiga hari kita laksanakan dan sudah sembilan sortie,” terangnya kepada wartawan saat ditemui di Kantor Gubernur Jawa tengah pada Senin (18/3/2024).
Suharyanto menjelaskan, operasi TMC selama tiga hari berturutut-turut itu sudah menunjukkan hasil. Curah hujan di wilayah utara Jawa Tengah dilaporkan mengalami penurunan intensitas dibandingkan beberapa waktu sebelumnya.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menjelaskan bahwa cuaca ekstrem yang terjadi awal bulan Maret di Kota Semarang itu disebabkan karena kemunculan tiga bibit siklon secara tiba-tiba. Ditambah adanya kumpulan awan-awan hujan yang berasal dari barat India dan timur Afrika masuk ke arah Indonesia.
Baca Juga
“Jadi ada beberapa fenomena terjadi bersamaan yang secara sesaat muncul, itu mengakibatkan hujan ekstrem,” jelasnya.
Dwikorita mengatakan bahwa setelah tanggal 20 April 2024, akan ada tren penurunan curah hujan, sehingga jika sesuai dengan perkiraan, maka fenomena cuaca ekstrem juga akan senantiana berkurang.
“Setelah tanggal 20 April itu ada tren penurunan curah hujan. Asal tidak ada fenomena yang mendadak yang mengakibatkan hujan ekstrem dan selama tidak ada gangguan atmosfer secara lokal,” katanya. Meski begitu, saat ini pihaknya masih akan tetap memaksimalkan TMC di wilayah utara Jawa Tengah, terutama yang menjadi fokusnya saat ini adalah Kabupaten Demak dan Kota Semarang.