Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

UMKM Jateng Bukukan Komitmen Bisnis Rp60 Miliar

Sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) terus mencatatkan pertumbuhan positif sekitar 30%.
UMKM menggunakan internet rumah untuk mengakses aplikasi./dok. Telkom
UMKM menggunakan internet rumah untuk mengakses aplikasi./dok. Telkom

Bisnis.com, SEMARANG - Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Dinkop UKM) Jawa Tengah (Jateng) menyebutkan sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) terus mencatatkan pertumbuhan positif sekitar 30%.

"Sektor UMKM, ini (skala, Red.) mikro atau kecil, rata-rata pertumbuhannya selama tiga tahun terakhir itu 30 persen," kata Kepala Dinkop UKM Jateng Eddy S Bramiyanto, di Semarang, Selasa (30/7/2024).

Bahkan, kata dia, pihaknya baru saja melakukan kurasi terhadap UMKM yang menggelar pameran di Bali yang mempertemukan mereka dengan 35 konsulat jenderal dan 18 calon pembeli dari berbagai negara.

"Saat itu (pameran di Bali, Red.), kami ada MoU sekitar Rp60 miliar. Kami targetnya Rp35 miliar, tapi selama 2024 kami sudah Rp60 miliar," katanya pula.

Karena itu, Eddy memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi di Jateng tetap berjalan positif dan sektor UMKM memberikan kontribusi yang bagus terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

"UMKM ini malah kontribusinya ke PDRB itu bagus. Saya menyampaikan data BPS (Badan Pusat Statistik) di tahun 2023 kontribusi UMKM untuk PDRB sekitar Rp245 triliun dari nilai PDRB Rp1.660 triliun," katanya pula.

Menurut dia, banyak UMKM Jateng yang sudah menyasar pangsa ekspor, yakni sekitar 350 UMKM dari berbagai produk, termasuk kopi yang mencatatkan nilai sekitar Rp350 miliar.

Ia mencontohkan UMKM kopi di sejumlah daerah yang sudah memiliki pangsa ekspor, seperti Temanggung, Wonogiri, Kendal, dan Cilacap yang baru saja kedatangan calon pembeli dari Jepang.

"Kurasi kopi kami lakukan secara rutin. Bahkan, kemarin dari Jepang sudah dua kali ke sini mungkin ingin kerja sama dengan petani kopi dan sudah kami fasilitasi," katanya lagi.

"Sudah dua kali ke sini, dan kami ingin yang ketiga kalinya ayo langsung (kerja sama, Red.) 'b to b' (business to business). Tanpa kami, insya Allah sudah bisa," ujarnya.

Dia mengakui, kopi impor juga masuk ke Indonesia, tetapi selama ini untuk memenuhi kebutuhan industri besar, sedangkan industri lokal sangat mengandalkan kopi domestik atau dalam negeri.

"Industri lokal, seperti kafe-kafe lokal, dengan warung kopi-warung kopi, ini kontribusinya luar biasa. Tidak kelihatan tapi merekalah pelaku kopi sesungguhnya di Jateng," kata Eddy pula.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Redaksi
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler