Bisnis.com, JAKARTA – PT Semen Gresik di Rembang, Jawa Tengah, dalam proses produksinya meminimalisir limbah yang berdampak negatif kepada lingkungan. Justru sebaliknya, perusahaan pelat merah ini mengolah kembali limbah produksi menjadi bahan baku dan bahan bakar alternatif.
Hal tersebut dibenarkan oleh Kepala Unit Produksi Semen Gresik Rembang, Wisnu Wardana. Dia mengatakan pabrik yang ada di Rembang mempunyai teknologi agar bisa menimimalisir emisi gas yang dilepaskan ke lingkungan. Untuk menciptakan itu, Semen Gresik mempunyai teknologi Main Bag Filter.
"Di awal kami sudah mempertimbangkan untuk meminimalisir dampak terhadap lingkungan. Misalnya untuk pemisahan debu, alat penangkap debu kami berbeda dengan mayoritas pabrik lainnya. Di Rembang, kami menggunakan teknologi Main Bag Filter. Dengan teknologi tersebut tidak ada potensi debu yang lepas jika terjadi abnormalitas operasi, sehingga bisa menyaring debu jauh lebih rendah dari standar pemerintah untuk emisi," jelas dia kepada Solopos.com, Jumat (2/8/2024).
Selain itu, pabrik Semen Gresik di Rembang ini juga memiliki teknologi Continuous Emision Monitoring System (CEMS) yang bisa memonitoring gas yang dikeluarkan dari cerobong asap bila melebihi baku mutu.
"Untuk pengelolaan limbah kita sudah ada mengikuti peraturan pemerintah yang ada. Untuk emisi, menggunakan alat tadi. Ketika ada paramater melebihi baku mutu, akan terdeteksi di cerobong asap. Kami selalu memonitor itu. Kami juga selalu berkomitmen menjaga emisi kami di bawah ambang batas," imbuh dia.
Terkait asap bekas pembakaran pabrik yang kerap ditanyakan masyarakat, Wisnu menegaskan bahwa itu aman dan tidak membahayakan. Apalagi alat-alat yang digunakan Semen Gresik menggunakan teknologi terbaru sehingga proses penyaringannya maksimal.
"Kami sudah pasang CEMS agar cerobong kami tidak mengeluarkan emisi berbahaya untuk masyarakat. Emisi selalu di bawah ambang batas," tegas dia.
Untuk limbah lainnya, pabrik Semen Gresik di Rembang melakukan berbagai upaya agar bisa diolah kembali menjadi bahan bakar alternatif dan bahan baku alternatif. Bahkan, hanya kurang dari 9% saja limbah B3 yang tidak bisa dikelola dan dipercayakan kepada pihak ketiga.
Justru sebaliknya, Semen Gresik di Rembang menerima limbah dari perusahaan lain untuk digunakan sebagai bahan baku dan bahan bakar, mulai dari industri minyak, industri makanan dan minuman, hingga industri tas.
Dia memastikan bahan baku alternatif dari limbah yang digunakan oleh pabrik Semen Gresik di Rembang ini tidak akan mempengaruhi kualitas semen. Dia menyebut kualitas Semen Gresik selalu terbaik karena telah lulus dari berbagai uji meski menggunakan bahan baku alternatif.
Berbagai upaya yang dilakukan Semen Gresik dalam menjaga lingkungan tetap baik dan lestari itu pun membuahkan hasil. Pada 2023, pabrik Semen Gresik di Rembang dianugrahi Pengelola Lingkungan atau Proper Hijau dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Sebagai informasi, Proper Hijau merupakan penghargaan yang diberikan pemerintah untuk industri–industri yang memiliki kinerja terbaik di kategori lingkungan serta pengembangan masyarakat di sekitar area operasional perusahaan.