Bisnis.com, JAKARTA - Ratusan sivitas akademika Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Diponegoro (Undip) menggelar apel pagi dan doa bersama pada Selasa (2/8/2024).
Apel pagi ini digelar untuk menunjukkan rasa solidaritas terhadap Dekan FK Undip dr Yan Wisnu, yang diberhentikan dari RS Kariadi Semarang.
Pemberhentian Yan Wisnu berkaitan dengan kasus dokter PPDS yang meninggal diduga akibat tak kuat menahan bullying atau perundungan.
Dekan FK Undip Yan Wisnu mengatakan bahwa semua pihak yang berada di FK Undip harus tetap semangat di tengah dinamika yang terjadi pada beberapa waktu belakangan.
"Menjadi momen untuk kita bangkit bersama menjalankan institusi dengan sebaik-baiknya untuk menciptakan lulusan-lulusan dokter, dokter spesialis, dokter subspesialis, dokter gigi, ners, nutrition, ahli farmasi yang unggul. Semangat perjuangan," kata Yan Wisnu dalam pidatonya, Selasa.
Ratusan civitas akademica FK Undip pun kompak memakai baju serba hitam dan membentangkan poster "We Stand With dr Yan Wisnu".
Baca Juga
Pihak FK Undip pun meminta dukungan dan doa agar masalah yang sedang dihadapi oleh FK Undip dapat diselesaikan dengan cepat.
"Terima kasih atas dukungan dan doanya para civitas semuanya, semoga kita bisa melewati dengan kebaikan. Amin," tulis FK Undip.
Sebelumnya, Wakil Dekan FK Undip Wijayanto menyayangkan keputusan RS Kariadi yang menghentikan praktik Dokter Yan.
Ia menilai dokter Yan Wisnu sebagai dokter yang berdedikasi. Namun akhir-akhir keadaan Yan Wisnu tampak lelah dan kurang tidur.
"Kepada saya, dia mengaku mengalami banyak sekali 'doxing' dan perisakan di berbagai akun media sosial yang dia miliki. Hari-hari ini dia merasa didera rasa cemas dan panik, stres, dan 'burn out'," katanya, dikutip dari Antara.
Di dalam ekosistem informasi yang penuh dengan kabar bohong, ujaran kebencian, dan hasrat untuk menghakimi, kata dia, korban pertama yang segera jatuh adalah kebenaran.
"Di mata saya, dia adalah sosok yang penuh integritas. Sulit saya membayangkan dia rela untuk melindungi pelaku perundungan dan mengorbankan nama baiknya sendiri. Mengorbankan puluhan mahasiswa yang lain, dan terutama almamater Undip yang teramat dicintainya. Apalagi, ditambah semua perisakan yang dialaminya," kata Wijayanto.