Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi Semarang Berpeluang Tumbuh 6%-7%, Ini Syaratnya

Perdagangan besar dan eceran serta manufaktur memainkan peranan kunci dalam memacu pertumbuhan ekonomi di Kota Semarang.
Diskusi Outlook Ekonomi Semarang 2025 yang digelar Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Semarang pada Rabu (11/12/2024)./Bisnis-Muhammad Faisal Nur Ikhsan.
Diskusi Outlook Ekonomi Semarang 2025 yang digelar Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Semarang pada Rabu (11/12/2024)./Bisnis-Muhammad Faisal Nur Ikhsan.

Bisnis.com, SEMARANG — Perdagangan eceran dan manufaktur menjadi dua lapangan usaha yang berpotensi menjadi pengungkit pertumbuhan ekonomi di Kota Semarang pada tahun depan. Pasalnya, dua lapangan usaha tersebut memiliki kontribusi yang signifikan bagi struktur Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di wilayah tersebut.

Wahyu Widodo, Ekonom Universitas Diponegoro, menjelaskan bahwa pada 2023, sektor manufaktur, konstruksi, dan perdagangan menjadi tiga kontributor utama pertumbuhan ekonomi di Kota Semarang. Sayangnya, laju pertumbuhan pada sektor manufaktur dan perdagangan masih relatif rendah dibandingkan sektor usaha lain.

"Perdagangan eceran dan manufaktur ketika didorong sedikit saja ke 5%, [laju] pertumbuhan [ekonomi] Kota Semarang bisa masuk ke level 6%-7%," ucap Wahyu dalam kegiatan Outlook Ekonomi Semarang 2025 yang digelar Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Semarang, Rabu (11/12/2024).

Tantangannya, kata Wahyu, sektor manufaktur masih dibayangi oleh kontraksi akibat penurunan permintaan baik di tingkat global maupun domestik. Apabila kondisi tersebut dibiarkan berlarut-larut, maka sektor manufaktur bakal menurunkan harga jual produk demi mengejar permintaan pasar. Hal tersebut, menurut Wahyu, bakal menjadi kontraproduktif.

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, Ndari Surjaningsih, menuturkan bahwa salah satu strategi yang bisa dilakukan untuk mengungkit kinerja manufaktur di Kota Semarang adalah dengan melakukan pembaruan teknologi. "Mengingat perekonomian Semarang ditopang oleh sektor pengolahan dan ada keterbatasan lahan, maka patut dipertimbangkan bagaimana industri pengolahan ini bisa menerapkan teknologi maju demi meningkatkan added value bagi perekonomian," ujarnya,

Lebih lanjut, Ndari mengungkapkan bahwa banyak investor Penanaman Modal Asing (PMA) yang menyatakan minatnya untuk masuk ke Kota Semarang. "Korea Selatan, misalnya, tertarik dengan otomotif, alas kaki, tekstil. Singapura sangat concern dengan green energy dan waste management. Maka Kota Semarang punya potensi untuk bisa menyerap kepeminatan investasi tersebut," imbuhnya.

Ahmad Fauzie Nur, Direktur Utama PT Kawasan Industri Wijayakusuma (KIW), menguatkan hal tersebut. "Indonesia selama ini berperan sebagai produsen dan juga pasar. Pelaku usaha mendekati raw material dan pasar. Di sini, Indonesia sangat potensial, terlebih di Jawa. Lokasinya strategis dan bahan bakunya dekat," jelasnya.

Untuk memanfaatkan peluang tersebut, Fauzie menyampaikan empat strategi yang bisa diambil Kota Semarang untuk memperkuat kinerja sektor manufaktur. Keempat strategi tersebut antara lain dengan melakukan transformasi digital dan penguatan ekonomi kreatif, pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), pembangunan infrastruktur berkelanjutan, serta diversifikasi ekonomi dan sektor unggulan.

"Pemerintahan baru perlu memastikan bahwa kebijakan yang diterapkan tidak hanya mendukung iklim investasi yang kondusif, tetapi juga meningkatkan daya saing industri di kawasan-kawasan industri. Kebijakan yang jelas dan stabil terkait insentif investasi, kemudahan berusaha, serta penyederhanaan regulasi akan sangat mendukung kawasan industri dalam menarik investasi domestik dan asing," ujar Fauzie.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper