Bisnis.com, GROBOGAN - Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, melarang para peternak di daerah setempat mendatangkan hewan ternak dari luar daerah, menyusul adanya penularan penyakit mulut dan kuku (PMK) terhadap sejumlah sapi.
"Kami minta untuk sementara menahan diri mendatangkan hewan ternak dari luar daerah, karena di Kabupaten Grobogan ada 20 ekor ternak yang meninggal karena terjangkit PMK," kata Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Grobogan Amin Nur Hatta di Grobogan, Jumat (3/1/2025).
Mengetahui ada temuan kasus PMK, kata dia, jajarannya langsung turun ke lapangan melakukan penanganan terhadap hewan ternak yang tertular. Kemudian, mencegah dengan penyemprotan disinfektan ke sejumlah ternak maupun kandang hewan ternak.
Untuk hewan ternak yang terjangkit, katanya, juga langsung diberikan penanganan supaya segera pulih dengan mengisolasi dari ternak lainnya agar tidak menular ke yang lain.
Upaya lain untuk pencegahan penularan PMK semakin meluas, peternak diminta melapor ke petugas ketiga ditemukan hewan ternak yang memiliki gejala terserang PMK. Karena hewan ternak yang terserang PMK bisa mengakibatkan kematian.
"Kalaupun positif terjangkit PMK, maka harus dikarantina agar tidak menularkan ternak lainnya," ujarnya.
Baca Juga
Ia mengungkapkan penyebaran PMK tidak hanya di Kabupaten Grobogan, karena beberapa kabupaten tetangga juga ditemukan kasus serupa, sehingga peternak patut waspada.
Untuk mengantisipasi penyebaran PMK di pasar ternak, maka pihaknya melakukan sterilisasi pasar dengan melakukan penyemprotan cairan disinfektan sebelum pasar dibuka. Sedangkan saat peternak mulai datang dilakukan penyemprotan cairan disinfektan terhadap angkutan serta ternaknya sebelum masuk lingkungan pasar.
Setelah pasar ditutup, dilakukan sterilisasi kembali dengan menyemprotkan cairan disinfektan ke semua area pasar guna mencegah penularan PMK.
"Kami juga terus menggenjot vaksinasi PMK terhadap hewan ternak guna menekan penyebaran penyakit PMK. Kebetulan mendapatkan droping vaksin 750 dosis," ujarnya.
Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Grobogan juga turut membantu melakukan penyemprotan kandang dan hewan ternak dengan eco enzyme merupakan disinfektan organik dan ramah lingkungan.
Kepala Bagian Layanan PMI Kabupaten Grobogan Gesit Kristyawan mengakui anggota Relawan Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (Sibat) PMI dari Desa Sumberagung melakukan penyemprotan eco enzym di Desa Sumberagung, Kecamatan Ngaringan, pada 25–29 Desember 2024 setelah menerima laporan dari warga karena banyak hewan khususnya sapi yang sakit dan mati mendadak.
"Kami juga sudah melakukan pengecekan, hasilnya memang benar ada hewan yang sakit sehingga ditindaklanjuti dengan mengumpulkan anggota SIBAT Desa Sumberagung untuk merencanakan aksi dini," ujarnya.
Ia mengungkapkan tugas relawan PMI dalam penanganan potensi wabah melakukan catat, lapor dan aksi dini. Aksi dini yang dilakukan dengan melakukan penyemprotan menggunakan cairan eco enzyme (EE) serta membagikan eco enzyme kepada masyarakat yang memiliki hewan.
Ia mendorong seluruh anggota sibat di wilayah Grobogan untuk terjun langsung membantu masyarakat dengan melakukan penyemprotan pada hewan dan kandangnya, supaya virus atau bakteri bisa mati sebagai upaya pencegahan agar penyakit tidak menular ke hewan lain.