Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Disertasi Ilmu Administrasi, Dodit Direktur IT Bank Jateng Raih Predikat Cumlaude

Promovendus layak memperoleh predikat cumlaude dalam sidang akhir disertasi karena telah memenuhi berbagai peryaratan untuk memperoleh predikat tersebut.
Wiweko Probojakti, Direktur IT, Konsumer, dan Jaringan Bank Jateng (tengah) berfoto bersama dengan para penguji seusai Sidang Promosi Doktor Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya Malang, Kamis (6/2/2025). / Bisnis-Choirul Anam
Wiweko Probojakti, Direktur IT, Konsumer, dan Jaringan Bank Jateng (tengah) berfoto bersama dengan para penguji seusai Sidang Promosi Doktor Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya Malang, Kamis (6/2/2025). / Bisnis-Choirul Anam

Bisnis.com, MALANG —  Direktur IT, Konsumer, dan Jaringan Bank Jateng Wiweko Probojakti yang akrab disapa Dodit, memperoleh predikat cumlaude dalam Sidang Promosi Doktor Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Kamis (6/2/2025).

Pimpinan Sidang Disertasi, Mochmmad Rozikin, mengatakan bahwa promovendus layak memperoleh predikat cumlaude dalam sidang akhir disertasi karena telah memenuhi berbagai peryaratan untuk memperoleh predikat tersebut.

Dodit dinilai layak memperoleh prediket cumlaude karena menempuh studi yang relatif singkat yakni 3,5 tahun. Selain itu, ia juga memperoleh nilai IPK yang tinggi, yakni rerata 3,9, Dua karyanya diterbitkan jurnal scopus dan Q1 serta  ujian disertasi nya memperoleh nilai A.

“Tulisan dalam disertasi sangat enak dibaca dan uraiannya runtut, seperti yang disampaikan dalam ujian. Kelebihannya lagi, Pak Dodit, dalam uraian disertasinya, mampu memadukan antara teori dan praktik bisnis sehingga uraiannya mendalam,” ujarnya.

Judul disertasi Dodit yang diuji yakni “Pengaruh Transformational Leadership dan Digital Transformation Terhadap Organizational Agility, Corporate Resiliency, dan Competitive Advantage”.

Dalam disertasi tersebut, untuk mencapai competitive advantage, Dodit membandingkan Bank Jateng dengan bank daerah lainnya, bank BUMN, dan bank swasta nasional, yakni BJB, Bank Mandiri, BCA, dan BRI.

Salah satu keunggulan BJB, Bank Mandiri, dan BCA terhadap Bank Jateng, kata dia, yakni karena memiliki mobile banking dengan fitur yang lengkap.

Beberapa fitur dari mobile banking Bank Jateng masih kalah bersaing dibandingkan dengan BJB, Bank Mandiri, dan BCA karena beberapa alasan seperti belum tersedianya layanan pembukaan rekening secara online, tabungan rencana, dan deposit; belum memiliki layanan investasi seperti pembelian surat berharga dan reksa dana; belum tersedianya kerja sama dengan market place seperti OVO, Gopay, Shopee Pay, dan lainya.

Juga, belum tersedianya informasi transaksi lifestyle seperti pembelian tiket konser, kebutuhan traveling, dan lainnya, belum memiliki layanan transfer valas; belum tersedianya keamanan menggunakan teknologi pengenalan wajah; belum memberikan informasi produk yang dimiliki oleh bank, serta belum bisa mengatur tata letak tampilan beranda sesuai keinginan user.

Hasil disertasi tersebut menyimpulkan, transformational leadership berpengaruh signifikan dan positif terhadap organizational agility, namun transformational leadership  berpengaruh tidak signifikan terhadap corporate resiliency.

Menurut Dodit, dari studi itu maka peran tranformasi digital sangat vital terhadap competitive advantage korporasi. Idealnya, antara tranformasi digital dan tranformasi berjalan seiringan. Namun begitu, dibutuhkan intervensi yang tidak sedikit untuk mengimplementasikan transformasi digital.

Dodit meyakinkan bahwa Bank Jateng telah melakukan transformasi digital. Salah satu yang fundamental yakni memperbarui struktur organisasi perusahaan dengan adanya jabatan baru, yakni Direktur Digital, Bisnis, dan Konsumer. Dalam struktur organisasi yang tengah disusun itu, ada juga divisi digital.

Selain itu, layanan mobile banking terus ditingkatkan. Bank Jateng juga segera meluncurkan Ready Cash, layanan pinjaman cepat menyasar gen Z, bekerja sama dengan aggregator.

Yang telah dilakukan terkait tranformasi digital, yakni layanan Sistem Informasi Pemda. Dalam layanan tersebut, nasabah selain bisa mengetahui terkait informasi masalah pajak dan retribusi daerah, juga dapat memanfaatkan layanan tersebut untuk membayar kewajiban tersebut.

Perolehan pendapatan dari fee base income, dari sebelumnya hanya 1,5% menjadi 3%-4% dari total penerimaan pendapatan yang disumbang antara lain pelayanan digital.

“Ke depannya diharapkan fee base income bisa ditingkatkan dua kali lipat dalam beberapa tahun mendatang bersamaan semakin baiknya pelaksanaan transformasi digital Bank Jateng,” ucapnya. (K24)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Choirul Anam

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper