Bisnis.com, SEMARANG - Plt. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Tengah, Sakina Rosellasari memproyeksikan kinerja ekspor Jawa Tengah pada 2025 akan tumbuh positif.
Kinerja ekspor Jawa Tengah pada tahun 2025 diperkirakan masih akan tumbuh positif. Hal tersebut disampaikan Plt. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Tengah, Sakina Rosellasari, pada Kamis (20/2/2025).
Sakina menyampaikan hal tersebut menyusul laporan Badan Pusat Statistik (BPS) tentang kinerja ekspor-impor Jawa Tengah pada periode Januari 2025.
"Kalau industri yang kemudian ekspor, pasar kita masih didominasi oleh garmen dan baju baik rajut maupun nonrajut. Kemudian alas kaki. Untuk yang berikutnya itu baru furnitur. Jadi Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) masih menjadi unggulan Jawa Tengah dan itu nilainya tinggi," ucap Sakina saat dihubungi Bisnis pada Kamis (20/2/2025).
Sakina memastikan bahwa sektor industri TPT masih mendominasi struktur industri pengolahan di Jawa Tengah.
Bahkan, sektor usaha tersebut masih mendatangkan arus investasi yang relatif besar di wilayah ini.
Baca Juga
"Jadi bukan sunset industry, karena di Jawa Tengah masih bergairah," ujarnya.
Pada awal pekan lalu BPS mengeluarkan rilis terkait kinerja ekspor Jawa Tengah sepanjang periode Januari 2025.
Dalam laporan tersebut, tercatat nilai ekspor Jawa Tengah berada di angka US$965,55 juta atau naik 3,29% secara year-on-year (yoy).
Meskipun secara kumulatif kinerja ekspor Jawa Tengah tumbuh positif, namun komoditas pakaian dan aksesori nonrajut dilaporkan mengalami penurunan sebesar 12,32% (yoy).
Penurunan kinerja ekspor TPT tersebut diproyeksikan tak akan berlangsung lama. Pasalnya, Sakina mengungkapkan adanya indikasi perbaikan dari aktivitas impor yang terjadi.
Pada Januari 2025, impor untuk komoditas mesin dan peralatan mekanis dan bagiannya naik 27,02% (yoy) dengan nilai US$101,30 juta.
Di bawahnya ada mesin dan perlengkapan elektrik yang naik 19,90% (yoy) dengan nilai impor sebesar US$64,21 juta.
"Kalau raw material, itu harapannya ada subtitusinya di dalam negeri. Tetapi, untuk mesin, itu harus impor untuk bisa menghasilkan produk. Maka ini bisa dilihat sebagai investasi belanja modal. Kami menilai ke depan kegiatan perekonomian di Jawa Tengah akan terus berkembang," kata dia.
Lebih lanjut, Sakina menyebutkan bahwa aktivitas promosi produk asal Jawa Tengah bakal terus dilakukan untuk mendongrak kinerja ekspor.
Promosi dilakukan tak hanya ke negara mitra dagang utama seperti Amerika Serikat (AS) dan China, tapi juga ke negara nontradisional.
Tentunya aktivitas promosi tersebut bakal disesuaikan dengan kebijakan efisiensi anggaran yang saat ini tengah dicanangkan pemerintah.
Sakina menjelaskan bahwa kerja sama promosi ekspor akan dilakukan lewat aneka pameran yang digelar di negara tujuan ekspor.
Selain itu, Jawa Tengah juga akan menjalin koordinasi dengan atase perdagangan di luar negeri hingga diaspora yang ada di mancanegara untuk ikut mempromosikan produk Jawa Tengah.
"Semuanya kami tempuh, tidak kemudian karena efisiensi perjalanan dinas maka semuanya berhenti. Jawa Tengah sudah punya best practice ketika Covid-19 yang tetap bisa meningkatkan perdagangan internasional untuk produk kita," tutur dia.