Bisnis.com, BOYOLALI—Pemerintah Kabupaten Boyolali mengajukan tambahan kuota pupuk untuk memenuhi kebutuhan para petani di 19 kecamatan hingga tiga bulan ke depan.
Jatah pupuk di Boyolali hingga September 2017 untuk jenis urea tinggal sebanyak 4.495 ton, NPK 3.537 ton, ZA 3.081 ton, organik 2.094 ton, dan SP 36 1.820 ton, kata Kepala Bidang Sarana dan Prasarana, Dinas Pertanian (Dispertan) Boyolali Ibnu Sutopo, di Boyolali, Kamis (26/10/2017).
Menurut Ibnu Sutopo jumlah persediaan tersebut dinilai masih kurang, karena diperkirakan dapat untuk memenuhi kebutuhan petani hanya sekitar dua bulan ke depan. Padahal, sekarang sudah memasuki musim hujan, dan banyak petani di lahan tadah hujan di Boyolali mulai mengolah lahanya, sehingga kebutuhan akan bertambah.
"Pada musim hujan mulai Oktober ini. banyak petani khususnya daerah Boyolali utara mulai menanam padi. Kami mengajukan tambahan kuota pupuk setelah adanya evaluasi penggunaan pupuk di Boyolali," katanya.
Menurut dia, penggunaan pupuk di Boyolali selama empat bulan terakhir ini, tergolong rendah, tetapi setelah melihat kondisi di lapangan, ternyata kebutuhan pupuk untuk dua bulan ke depan masih banyak.
"Kami masih menunggu laporan kebutuhan pupuk dari kecamatan-kecamatan untuk menentukan pasti tambahan kuota yang akan diajukan," katanya.
Namun, kata dia, diperkirakan kekurangan pupuk di Boyolali untuk jenis urea sekitar 3.400 ton dan NPK 1.600 ton, SP36, Organik dan ZA masing-masing sekitar 1.200 ton.
Ia mengatakan daerah kecamatan di Boyolali yang diperkirakan mengalami kekurangan pupuk antara lain, Juwangi, Klego, Andong, dan Nogosari. Para petani daerah utara mayoritas memiliki lahan tanah hujan yang kni sudah mulai kegiatan pemupukan tanaman padinya.
Menyinggung soal rendahnya serapan pupuk kimia di Boyolali, dia menjelaskan petani sekarang sudah banyak kembali menggunakan pupuk organik dan pola pupuk campur Jumlah terus meningkat sehingga dengan pupuk organik ini dapat kembali menambah kesuburan tanah.
Menurut dia, pihaknya berharap petani selain penggunaan pupuk organik, juga dapat menyisakan batang jerami tanaman padi di sawah agar terurai dengan tanah, yang dapat menghasilkan unsur hara kalium sekitar lima persen.
"Kami soal tambahan kuota pupuk masih laporan dari kecamatan untuk memastikan kebutuhan pupuk di masing-masing daerahnya," katanya.