Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menlu Tegaskan Indonesia Menolak Kemerdekaan Catalonia

Pemerintah Indonesia menegaskan tidak akan mengakui kemerdekaan Catalonia dari hasil referendum belum lama ini. Karena, menurut Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, rakyat Catalonia sudah sejak lama tetap menjadi bagian yang tak terpisahkan dari Kerajaan Spanyol.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat berada di Semarang, Sabtu (28/10/2017)./Alif Nazzala
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat berada di Semarang, Sabtu (28/10/2017)./Alif Nazzala

Bisnis.com, SEMARANG – Pemerintah Indonesia menegaskan tidak akan mengakui kemerdekaan Catalonia dari hasil referendum belum lama ini. Karena, menurut Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, rakyat Catalonia sudah sejak lama tetap menjadi bagian yang tak terpisahkan dari Kerajaan Spanyol.

"Kita secara tegas tidak mengakui kemerdekaan Catalonia karena masih menjadi bagian dari Kerjaan Spanyol ,meskipun mereka sudah mengumumkan referendum kepada dunia" ungkapnya Sabtu (28/10/2017).

Pihaknya menyebut, pemerintah tak akan memberikan ruang gerak terhadap gerakan pemberontakan seperti yang dilakukan oleh rakyat Catalonia terhadap Kerajaan Spanyol. Lebih lanjut ia menuturkan, pemerintah akan mengedepankan peran diplomasi perdamaian untuk mengatasi permasalahan di tingkat dunia.

Menurutnya diplomasi jadi alat ampuh agar kemampuan bangsa Indonesia tak dipandang remeh oleh bangsa lain. "Ini salah satu cara bagaimana dunia melihat kita. Beberapa aset kita harus memegang peran penting di bidang diplomasi perdamaian," ujarnya.

"Indonesia sebagai penyumbang terbanyak pasukan perdamaian PBB, sudah menyelesaikan 9 misi yang berkontribusi langsung pada perdamaian dunia" tuturnya.

Retno menjelaskan demokrasi, pluraslisme dan toleransi juga memegang peranan penting dalam setiap diplomasi yang dilakukan pemerintah Indonesia.

Retno mengatakan sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia, Indonesia bisa berkontribusi positif dalam meyelesaikan kasus tragedi kemanusiaan yang dialami Muslim Rohingya di perbatasan Myanmar dan Bangladesh.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : News Editor

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper