Bisnis.com, SEMARANG – Transaksi nontunai di Provinsi Jawa Tengah terus mengalami peningkatan mencapai Rp3 triliun sepanjang 2017.
Peningkatan tersebut karena gaya hidup masyarakat Jateng, yang kini mulai beralih menggunakan transaksi nontunai karena cenderung lebih cepat, aman, dan efisien.
Asisten Direktur Divisi Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Jateng Novita Wulandari mengatakan sebenarnya masyarakat masih mengalami kesulitan mendapatkan electronic money (e-money), namun BI terus melakukan edukasi agar gerakan nontunai bisa dilaksanakan oleh semua orang.
“Selama ini masyarakat Jateng kebanyakan menggunakan e-money hanya untuk transaksi di jalan tol saja. Menurut data dari BI, transaksi menggunakan e-money di jalan tol sudah mencapai 98%. Untuk itu sosialisasi terus dilakukan terutama kegunaan e-money secara menyeluruh,” kata Novita, Minggu (18/2/2018).
Selain itu, e-money juga bisa digunakan untuk berbelanja tanpa harus menggunakan uang tunai. Hampir semua toko modern sudah menggunakan e-money. Masyarakat tidak perlu risau untuk menggunakan e-money, sebab kini semua transaksi serba modern.
Menggunakan e-money juga bisa membantu pemerintah dalam upaya penghematan distribusi uang yang beredar di Jateng. Selama ini pencetakan dan distribusi uang di Jateng mencapai Rp3 triliun per tahun sehingga diharapkan perputaran uang kertas maupun uang logam semakin sedikit.
“Gerakan Nasional Nontunai terus kami galakkan untuk mengurangi pendistribusian uang cash. Selain di Semarang, beberapa kota di Jateng juga sudah ada gerakan serupa agar masyarakat lebih mudah melakukan transaksi,” tambahnya.
Pemerintah sebenarnya sudah sejak lama melakukan sosialisasi gerakan nontunai hingga ke pelosok daerah. Novita mencontohkan kini pemberian bantuan kepada warga kurang mampu diberikan dengan transaksi nontunai, seperti program keluarga harapan dan bantuan pangan nontunai.
Pada 2018, BI Kantor Perwakilan Jateng menargetkan penggunaan transaksi nontunai terus mengalami peningkatan. Hal ini didukung oleh sejumlah bank negara yang sudah mengeluarkan e-money seperti BTN, Mandiri, BRI, dan BNI.
“Sejumlah bank negara sudah banyak yang menyediakan e-money dan kali ini tinggal masyarakat memilih bank mana yang paling dipercaya untuk melakukan top-up maupun bertransaksi,” ujarnya.
Selain bank negara beberapa perbankan swasta juga sudah mengeluarkan e-money untuk kemudahan transaksi, seperti BCA, CIMB Niaga, dan Bank Mega. Dukungan tersebut menjadi sesuatu yang menggembirakan untuk masyarakat yang menggunakan e-money.
Sementara itu, untuk mengantisipasi tindak kriminal BI membatasi saldo yang dapat digunakan dalam e-money. Novita menambahkan saldo maksimal yang disimpan dalam kartu e-money hanya Rp1 juta.