Bisnis.com, YOGYAKARTA–Kemampuan penyaluran pembiayaan perbankan (loan deposit ratio/LDR) di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) masih cenderung rendah yakni sekitar 60%. Kendati demikian, kondisi tersebut tidak dialami PT Bank BPD DIY yang berhasil menjaga LDR pada angka 81%.
Direktur Pemasaran PT Bank BPD DIY, Bambang Kuncoro mengakui LDR perbankan di DIY masih relatif rendah yakni di bawah 70%. Kendati demikian, Bambang mengungkapkan pertumbuhan LDR Bank BPD DIY masih cukup bagus. Kurang lebih untuk LDR BPD DIY masih terjaga 81%.
“Bahkan akhir tahun kemarin, LDR kami bisa mencapai 82 persen,” ujar Bambang kepada Harianjogja.com (Jaringan Informasi Bisnis Indonesia/JIBI) pekan lalu.
Diakui Bambang, dari sisi penyaluran pembiayaan, jika dibandingkan dengan penghimpunan DPK, masih cenderung lebih tinggi produk DPK. Porsi dana murah ini masih mendominasi antara 60%-65%. Tahun ini, pertumbuhan DPK ditargetkan dapat tumbuh 9%-10%. Bambang menambahkan pertumbuhan DPK mendorong BPD DIY untuk dapat menyalurkan pembiayaan, terutama sektor-sektor produktif.
“Karena sektor produktif ini dapat menggerakkan perekonomian masyarakat,” ungkap Bambang.
Pasalnya, dana yang dihimpun tersebut nantinya akan menjadi modal untuk penyaluran pembiayaan. Sepanjang 2017, dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun Bank BPD mencapai Rp8,2 triliun. Di mana untuk tabungan, pencapaian dana yang terkumpul yakni sekitar Rp5,3 triliun.
“Dana inilah yang kemudian kami salurkan untuk pembiayaan,” ungkap Bambang.
Meskipun demikian, upaya untuk menggenjot pertumbuhan LDR dan penyaluran pembiayaan, beberapa potensi yang dapat disasar akan mulai dibidik Bank BPD DIY pada tahun ini. Salah satunya dengan bersinergi dengan program pemerintah yang mendorong program Among Tani Dagang Layar.
“Pada 2019 mendatang, kegiatan ekonomi di daerah selatan akan digiatkan. Kami menerjemahkannya, yakni sektor perikanan, perikanan tangkap khususnya, dan pariwisata adalah potensi yang dapat dikembangkan,” jelas Bambang.