Bisnis.com, SEMARANG – Badan Pengelola Kawasan Kota Lama (BPK2L) Kota Semarang berencana akan melibatkan ahli-ahli sejarah dari Belanda. Upaya ini dilakukan untuk menelisik lebih dalam catatan sejarah Kota Lama Semarang, Senin (5/3/2018).
Kepala BPK2L sekaligus Wakil Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengungkapkan dengan melibatkan ahli sejarah dari Belanda ini akan lebih menyempurnakan dan menguak sisi sejarah sebenarnya dari Kota Lama Semarang.
Selain akan diberikan arsip sejarah Kawasan Kota Lama Semarang, Mbak Ita sapaan akrabnya menuturkan, dua ahli tersebut juga terlibat secara langsung dalam penyusunan kembali dokumen negara yang menceritakan sebenar-benarnya rahasia sejarah dibalik bangunan-bangunan kuno di Kota Lama Semarang.
"Kalau arsip secara paralel, sekarang sudah berbasis IT, kita butuh dikirim lewat email. Tapi sekarang penyusunan sudah berjalan. Sekitar bulan Maret, akan ada ahli-ahli dari Belanda untuk membantu pendampingan," ujarnya.
Mbak Ita mengatakan, dengan dilibatkanya ilmuwan-ilmuwan sejarah dari Belanda, sejarah termasuk perjalanan jalur perdagangan rempah-rempah dan gula yang sampai saat ini menjadi rahasia akan menjadi terkuak sejarahnya.
"Karena kami mempunyai kebutuhan-kebutuhan historis dari sisi sejarah, bagaimana dari jalur rempah atau gula yang jaman dulu menjadi sejarah bermakna Kawasan Kota Lama," ungkapnya.
Disisi lain, Mbak Ita menyampaikan jika harapan dari Unesco, Kota Lama tidak hanya berbicara soal sejarah jaman dahulu saja namun juga perlu memperhatikan visi ke depannya.
"Uneso mengharapkan tidak hanya jaman Old tapi juga jaman Now. Sehingga harus kita kolaborasikan masa lalu atau Old tapi juga kedepan atau jaman Now. Kebencanaan, perekonomian dan Pariwisata harus beriringan," ujarnya.
Dengan keberadaan destinasi wisata berkelas dunia bisa menimbulkan dampak postif bagi masyarakat sekitar Kota Lama. Khususnya dampak positif baik dari sisi mitigasi bencana, pariwisata, bisnis dan perdagangan.
"Apalagi, kemarin dari Pimpinan Unesco dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Pak Arif Rahman Hakim menyampaikan itu. Unesco menilai tidak hanya dari bangunan, tapi bagaimana multiplayer efek perekonomian yang ada di Kota Lama menjadi suatu wilayah berdampingan dengan sejarahnya," pungkasnya.