Bisnis.com, KLATEN—Usianya terhitung muda. Namun, sederet prestasi sudah ditorehkan oleh pria yang satu ini.
Ia adalah Khoirudin Mustakim salah satu atlet andalan Klaten untuk Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Tengah (Jateng) 2018 cabang pencak silat.
Pendekar asal Dukuh Jurangkajong, RT 024/RW 004, Desa Karangpakel, Kecamatan Trucuk tersebut meraih juara I dari sekitar sembilan kejuaraan pencak silat yang pernah ia ikuti mulai tingkat daerah hingga internasional.
Kali terakhir, atlet kelahiran 5 Januari 2001 tersebut mejuarai Kejuaraan Dunia Pencak Silat Junior 2018 di Songkhla, Thailand, 23-29 April lalu. Ia tampil sebagai juara setelah mengalahkan pesilat asal Vietnam di babak final pada kelas C putra (berat badan 47-51 kg).
Mustakim merupakan salah satu siswa binaan Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) Jateng sejak 2015. Lantaran masuk sebagai atlet PPLP, Mustakim diharuskan pindah sekolah dari SMAN 1 Jatinom ke SMAN 11 Semarang.
Selama di PPLP, ia setidaknya berhasil meraih dua kejuaraan yakni Kejurnas PPLP serta Popnas pada 2017. Dari prestasinya itulah ia menjadi salah satu dari 17 pesilat junior yang dikirimkan dalam kejuaraan dunia di Thailand.
Mustakim merupakan pesilat dari Perguruan Silat Nasional (Persinas) ASAD. Ia menyukai pencak silat sejak duduk di bangku kelas V SDN 2 Karangpakel. Saat itu, Mustakim kecil diajak ikut latihan pencak silat oleh salah satu teman mainnya bernama Krisna.
“Awalnya ikut latihan selama sepekan. Tetapi, kemudian berhenti karena memang melelahkan. Selang sebulan, saya diajak lagi. Dari situ saya mulai rutin latihan dan ikut dalam berbagai kejuaraan,” kata Mustakim saat ditemui di tempat pelatihan atlet pencak silat Klaten untuk Porprov 2018 di Kelurahan Bareng Lor, Kecamatan Klaten Utara, Senin (7/5) malam.
Awalnya, Mustakim disarankan berhenti latihan pencak silat oleh kedua orangtuanya lantaran kerap pulang dengan kondisi terluka. Namun, ia berhasil membuktikan pilihannya tak salah setelah menjuarai berbagai kejuaraan.
“Setelah juara-juara itu orang tua mendukung,” kata bungsu dari empat bersaudara tersebut.
Setelah menjuarai kejuaraan dunia di Thailand, Mustakim menargetkan bisa meraih emas pada Porprov 2018 serta masuk dalam Pelatda untuk PON 2020 di Papua. Dari beragam torehan prestasinya, Mustakim berharap bisa membanggakan kedua orangtuanya yakni ayahnya bernama Paini Kisma Suwito dan ibunya, Samiye, yang saban hari bekerja sebagai buruh tani.
“Ayah saya sudah tidak bekerja setelah mengalami kecelakaan di Sidoarjo. Sementara, ibu saya memang kenyataannya bekerja sebagai buruh tani,” kata Mustakim yang bercita-cita kuliah di UNS setelah lulus dari SMAN 11 Semarang tahun ini.
Ketua Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Klaten, M. Nasir, mengatakan Mustakim merupakan salah satu atlet muda Klaten dengan prestasi menonjol. Ia pun menjadi harapan tim pencak silat menyumbang emas untuk Klaten pada ajang Porprov 2018.
“Mustakim menjadi tulang punggung tim untuk meraih emas,” kata Nasir.