Bisnis.com, SEMARANG—PT Kawasan Industri Wijayakusuma mengungkapkan investor asal Hong Kong yang datang mengunjungi KIW menunjukan sinyal positif untuk menanamkan modalnya.
Director of Operations KIW Ahmad Fauzie Nur, mengungkapkan pihaknya bahkan mendapatkan permintaan untuk mencarikan 3.000 tenaga kerja untuk pembangunan pabrik yang akan dibangun oleh calon investor.
“Beberapa sudah ada [yang menyatakan minat untuk menanamkan modal di KIW], dan akan disambung komunikasinya via email karena ternyata waktu mereka sempit [Di Semarang],” kata Ahmad kepada Bisnis, Kamis (28/3/2019).
Dia menambahkan, para calon investor asal Hong Kong yang datang juga antusias dengan layanan one-stop-service yang ditawarkan perusahaan dan konsep pengembangan 78 hektare (ha) lahan tersisa di KIW, yakni integrasi industrial, komersial, dan residential.
Tidak hanya itu, lanjutnya, perusahaan juga menawarkan kepada para investor bahwa mereka memiliki kesempatan untuk berinvestasi di kawasan industri baru yang sedang disiapkan oleh perusahaan.
“Kemarin mereka sudah tanya-tanya detail soal price, tarif sewa, service charge, dan lain-lain,” katanya.
Dia menambahkan, para pelaku usaha asal Hong Kong yang datang ke Kawasan Industri Wijayakusuma rata-rata adalah pelaku usaha industri mainan.
Saat ini, lanjutnya Jawa Tengah relatif potensial dan kondusif untuk menjadi tujuan investasi para pemilik modal terlepas dari jenis industrinya.
Selain itu, tenaga kerja yang lebih kompetitif dibandingkan dengan daerah lainnya di dalam negeri juga menjadi salah satu faktor yang membuat para pemilik modal tertarik melakukan investasi di Jawa Tengah.
“Mereka lihat dari sisi investasi dan konektivitas [infrastruktur transportasi],” katanya.
Sebelumnya, Asosiasi Pengusaha Mainan Indonesia (APMI) menilai industri mainan di Provinsi Jawa Tengah memiliki potensi untuk berkembang lebih besar, didukung oleh insentif yang diberikan pemerintah dan keunggulan-keunggulan yang dimiliki Jawa Tengah.
Sekretaris Jenderal APMI Johan Tandanu, mengungkapkan Jawa Tengah merupakan wilayah yang sangat bagus bagi industri mainan karena upah minimum regional (UMR) dan harga lahan yang kompetitif.
Tidak hanya itu, kondisi logistik juga membuat Jateng menjadi wilayah yang memiliki potensi berkembang karena sudah ada dan akan ada penambahan pelabuhan. Oleh karena itu, angkutan logistik dari dan menuju wilayah barat tidak perlu melewati kemacetan Jabodetabek.
“Betul [bisa berkembang lebih besar lagi], sangat bisa asal insentif pemerintah untuk investor asing dibantu juga. Sekarang sedang dirancang,” katanya.
Insentif, lanjutnya dibutuhkan agar industri mainan dapat berkembang lebih besar lagi karena tanpa insentif break event point (BEP) yang diperlukan oleh investor akan lama.Tidak hanya itu, investor juga akan lebih tertarik ke Vietnam jika pemerintah tidak memberikan insentif.
Selain industri mainannya, dia menambahkan, saat ini juga di dalam negeri membutuhkan investasi terkait bahan baku pendukung lantaran industri yang ada masih belum bisa memenuhi kebutuhan industri mainan sehingga masih ada yang harus didatangkan dari luar negeri.