Bisnis.com, SEMARANG — Pemerintah Kabupaten Brebes menargetkan pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bumiayu, Jawa Tengah, bisa rampung pada Desember 2019 dan beroperasi pada awal 2020.
Bupati Brebes Idza Priyanti menyampaikan, pembangunan gedung pelayanan medik dan penunjang medik RSUD Bumiayu diharapkan bisa rampung dalam 200 hari ke depan. Dengan demikian, fasilitas ini dapat segera difungsikan.
“Saya harapkan pembangunan RSUD Bumiayu setinggi lima lantai ini sesuai rencana 200 hari ke depan,” paparnya dalam keterangan resmi, Jumat (26/7/2019).
Idza menyampaikan, proses pembangunan sudah dimulai pada 10 Juni 2019. Dengan demikian, rencananya 200 hari akan selesai pada 27 Desember 2019, dan beroperasi penuh pada awal 2020.
Awalnya RSUD Bumiayu berupa puskesmas. Sesuai program pemerintah daerah untuk pemenuhan kebutuhan pelayanan masyarakat, rumah sakit dapat dibangun dan dikembangkan.
Menurut Idza, pembangunan ini perlu mendapat dukungan, baik pemerintah daerah, pemerintah pusat, maupun pihak lain. Oleh karena itu, Pemkab Brebes telah memberikan izin pinjaman sebesar Rp35 miliar dari Bank Jateng.
Baca Juga
Direktur RSUD Bumiayu Ali Budiarto menyampaikan, pembangunan RSUD Bumiayu diharapkan menjadi rujukan fasilitas kesehatan di wilayah Brebes Selatan untuk rumah sakit swasta, puskesmas ataupun sarana fasilitas kesehatan lainnya.
“Sesuai saran Bupati yang ingin mempunyai sarana dan prasarana yang representatif di bidang kesehatan agar dapat mengover, terutama untuk masyarakat kurang mampu,” katanya.
Pembangunan gedung lima lantai tersebut nantinya lantai 1 dipakai untuk pelayanan instalasi gawat darurat (IGD). Lantai 2 untuk laboratorium atau hemodalise, lantai 3 untuk ruang operasi, dan kebidanan.
Selanjutnya, lantai 4 untuk pelayanan ICU, dan lantai 5 menyediakan fasilitas instalasi bedah sentral (IBS). Gedung RSUD juga akan memiliki 3 kapasitas ruang bedah.
Berdasarkan data historis, jumlah pasien RSUD Bumiayu cenderung meningkat. Pasien rawat jalan pada 2017 mencapai 29.242 pasien, dan 2018 mencapai 35.044 pasien.
Untuk unit gawat darurat, pada 2016 mencapai 2.724 pasien, 2017 sebanyak 5.944 pasien, dan 2018 sejumlah 6.401 pasien.
Meningkatnya jumlah pasien, kata Ali, tentunya hal ini tidak mungkin dilakukan dengan ruangan yang kecil. Pasalnya pada tahun lalu, sampai ada pasien yang menunggu di kursi roda.