Bisnis.com, DEMAK – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah dan terus mendorong pengelolaan rajungan berkelanjutan di Kabupaten Demak, Jawa Tengah.
Pasalnya, rajungan merupakan komoditas penting dengan nilai ekspor hasil perikanan terbesar ketiga di Indonesia dengan tujuan ekspor utama adalah Amerika.
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan, salah satu langkah yang dilakukan dengan pemilihan alat penangkapan ikan (API) ramah lingkungan berjenis bubu.
Selain ramah lingkungan, penggunaan API bubu juga menjadikan rajungan lebih terjaga kulitasnya sehingga harga jualnya menjadi lebih tinggi.
"Penangkapan rajungan dengan API bubu dapat dijual seharga Rp75.000 – 90.000 per kilogram (kg) daripada menggunakan API arad yang dijual dengan harga di bawah Rp70.000/kg," kata Susi di Desa Betahwalang Kabupaten Demak Senin (29/7/2019).
Dia menambahkan, semakin tingginya permintaan rajungan memungkinkan terjadinya penurunan stok rajungan di alam. Hal inilah yang mendasari dilakukannya pengelolaan perikanan rajungan yang berkelanjutan agar sumber daya ini tetap lestari dan terus ada.
Baca Juga
Berdasarkan Statistik Perikanan Tangkap 2005-2014, kontribusi rajungan di wilayah pengelolaan perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) 712 yang meliputi perairan Laut Jawa sebesar 46,6%.
"Dari statisik tersebut menunjukkan bahwa WPP 712 merupakan penghasil rajungan terbesar di Indonesia. Data rajungan di Provinsi Jawa Tengah terdapat di Kabupaten Pemalang, Demak, Pati dan Rembang," jelasnya.