Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tumbuh 16 Persen, Asset Bank Jateng Capai Rp76 Triliun

Bank Jateng pada tahun ini dikategorikan oleh Regulator dengan Tingkat Kesehatan Bank (TKB) pada Komposit 2 (Sehat). Hal tersebut sejalan dengan kondisi ditahun-tahun sebelumnya yang berada pada Kondisi sehat, sehingga Banknya Orang Jawa Tengah ini hari demi hari mengalami pertumbuhan yang stabil bahkan cenderung berkembang.
Bank Jateng Kantor Cabang Kudus./Antara-Akhmad Nazaruddin Lathif
Bank Jateng Kantor Cabang Kudus./Antara-Akhmad Nazaruddin Lathif

Bisnis.com, SEMARANG – Bank Jateng pada tahun ini dikategorikan oleh Regulator dengan Tingkat Kesehatan Bank (TKB) pada Komposit 2 (Sehat). Hal tersebut sejalan dengan kondisi ditahun-tahun sebelumnya yang berada pada Kondisi sehat, sehingga Banknya Orang Jawa Tengah ini hari demi hari mengalami pertumbuhan yang stabil bahkan cenderung berkembang.

Direktur Utama Bank Jateng Supriyatno mengatakan, laporan kinerja keuangan per 30 Septermber 2019, asset Bank Jateng tercatat sebesar Rp76,441 Triliun atau mengalami pertumbuhan sebesar 16,47% dibanding dengan tahun sebelumnya yang hanya Rp65,629 triliun.

Dia melanjutkan, untuk dana pihak ketiga Bank Jateng mengalami pertumbuhan sebesar 19,64% yaitu dari Rp52,193 triliun di tahun 2018 menjadi Rp62,446 triliun di tahun 2019 pada periode yang sama. Sedangkan, pada sektor perkreditan, telah disalurkan sebesar Rp48,593 triliun pada tahun 2019 dengan pertumbuhan sebesar 6,63% dari tahun sebelumnya sebesar Rp45,570 triliun.

Sementara untuk laba usaha mengalami sedikit penurunan dari tahun 2018 lalu sebesar Rp1,536 Triliun menjadi Rp0,893 triliun di tahun 2019 dari target sebesar Rp1,200 triliun di akhir tahun 2019. Hal ini sejalan dengan Rencana Bisnis Bank (RBB) yang telah disusun dan sepakati bersama antara Bank Jateng dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 3.

"Untuk mencapai target diakhir tahun kami tetap optimis akan dapat dicapai," kata Supriyatno melalui siaran persnya Kamis (17/10/2019).

Diungkapkan, bahwa NPL atau Non-Performing Loan merupakan salah satu indikator Tingkat Kesehatan Bank (TKB). Indikator tersebut merupakan rasio keuangan pokok yang dapat memberikan informasi penilaian atas kondisi permodalan, laba usaha, risiko kredit, risiko pasar dan risiko likuiditas.

Dia menjelaskan, NPL merupakan indikator yang harus dicermati dengan seksama agar tidak melampaui batas yang ditetapkan oleh regulator.

Mengacu Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum dan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 15/POJK.03/2017 tanggal 4 April 2017 tentang Penetapan Status dan Tindak lanjut Pengawasan Bank Umum, ditetapkan bahwa batas tertinggi rasio kredit bermasalah (NPL) adalah sebesar 5%, sedangkan besaran kredit bermasalah (NPL) Bank Jateng per September 2019 adalah sebesar 2,98% ekuivalen Rp1,448 Triliun.

"Kami berupaya untuk melakukan penarikan kembali atau recovery. Artinya, jangan sampai masyarakat termakan isu/berita yang disampaikan pihak lain yang berupaya mendiskriditkan kinerja Bank melalui data yang tidak benar. Bisa jadi, ada maksud lain dibalik itu semua," ujarnya.

Menurutnya, meski Bank Jateng masih pada kategori sehat dan aman, pihaknya sepakat agar terus dilakukan pembenahan dan pengembangan, termasuk didalamnya adalah pengawasannya.

Dalam konteks pengawasan, keberadaan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI) diakui sangat penting kerena perbankan terus diingatkan akan rambu-rambu yang tidak boleh dilanggar.

"Sedangkan dalam hal pengembangannya, dikatakan bahwa kami bekerja dengan selalu berinovasi dan dinamis, tetapi tetap dalam koridor prinsip kehati-hatian karena perbankan adalah usaha yang berisiko tinggi,“ katanya.

Ditambahkan Bank Jateng selalu memberikan informasi-informasi data yang akurat yaitu yang telah disepakati bersama dengan OJK, sehingga apa yang telah tersaji dapat dipertanggung jawabkan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper