Bisnis.com, SEMARANG— PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) memulai pembangunan Pabrik Alat Kesehatan (Alkes), pada Kamis (12/12/2019) di Brebes, Jawa Tengah, untuk mendukung percepatan pertumbuhan industri alat kesehatan nasional.
Kegiatan yang ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) B. Didik Prasetyo, Bupati Brebes Idza Priyanti, Komisaris Utama RNI Ramelan, serta calon Investor dari Korea Selatan.
Calon investor itu a.l. Direktur Insung Medical Co. Jun Ho Song dan Direktur Tae Chang Industrial Co. Hanjin In. Adanya pabrik baru tersebut diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan portofolio produk Alkes RNI, sehingga membuka peluang ekspor.
Didik Prasetyo menyampaikan pembangunan pabrik Alkes tersebut merupakan hasil dari kerja sama antara anak perusahaan RNI Group, yaitu PT Mitra Rajawali Banjaran yang bergerak dalam bidang alat kesehatan dengan PT PG Rajawali II sebagai pemilik aset lahan eks Pabrik Gula Ketanggungan seluas 25 Ha.
“Dalam proyek ini, PT Mitra Rajawali Banjaran bertindak sebagai leader. Pembangunan pabrik juga akan menggunakan skema kerja sama dengan investor asing. Dengan masuknya investasi dari luar maka akan membuka peluang ekspor produk Alkes RNI ke beberapa negara,” paparnya, Kamis (12/12/2019).
Didik menuturkan kerja sama yang akan dibangun diharapkan mendorong masuknya investor asing ke dalam negeri. Dengan demikian, dapat memberikan kontribusi bagi tumbuhnya iklim investasi di Jawa Tengah.
“Investasi tersebut diharapkan dapat berkontribusi meningkatkan pendapatan daerah serta membuka lapangan kerja baru, sehingga berdampak pada peningkatan pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah, khususnya Kabupaten Brebes,” tutur Didik.
Pabrik tersebut akan dipersiapkan untuk memproduksi kebutuhan Alkes khususnya jenis bahan medis habis pakai (BMHP). Produk jenis itu paling banyak digunakan untuk keperluan pengobatan pasien di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
Produk BMHP yang akan diproduksi diantaranya sejenis catheter, tube, dan kantung darah mengingat produk tersebut banyak dibutuhkan di unit pelayanan gawat darurat (UGD), ruang operasi, ICCU, ruang perawatan, dan Puskesmas.
“Produk sejenis catheter, tube, dan kantung darah termasuk kebutuhan rutin, sehingga persediaan produknya harus dalam posisi ready stock untuk sewaktu-waktu digunakan,” ujarnya.
Sementara itu, Bupati Brebes Idza Priyanti mengatakan pihaknya mendukung penuh rencana RNI melakukan pembangunan pabrik Alkes di Brebes. Adanya pabrik Alkes di lahan bekas Pabrik Gula Kersana ini tentunya memberikan nilai tambah dan kebermanfaatan bagi kesejahteraan masyarakat sekitar.
Pengembangan bisnis Alkes ini juga tidak terlepas dari upaya RNI dalam mendukung percepatan industri Alkes nasional sesuai dengan Instruksi Presiden No.6 Tahun 2016.
Pasar Alkes sendiri masih sangat potensial. Berdasarkan data Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (Aspaki), nilai pasar alat kesehatan untuk semua kategori di tahun 2018 diperkirakan mencapai angka Rp13,5 triliun dengan tingkat pertumbuhan 10 persen.
Namun, hampir 92 persen produk di dalam negeri merupakan produk impor yang mencakup produk teknologi tinggi seperti MRI, CT scan, dan produk patient aid lainnya. Selebihnya sebanyak 8 persen merupakan produk dalam negeri terutama kelompok hospital furniture.
Produk alat kesehatan bahan medis habis pakai juga masih didominasi oleh produk impor, sedangkan yang sudah diproduksi dalam negeri umumnya produk-produk sejenis plester dan kasa.