Bisnis.com, SEMARANG - Di tengah amukan wabah Virus Corona atau Covid - 19, ekspor Jawa Tengah pada bulan Februari hanya mampu tumbuh tipis di angka 4,37%.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) yang baru-baru ini dirilis menunjukkan, ekspor Jateng mencapai US$1,47 miliar. Nilai ini lebih tinggi dibandingkan Februari tahun lalu yang hanya US$1,41 miliar.
Kendati demikian, kontribusi ekspor Jateng terhadap total ekspor nasional hanya berada di peringkat 8 besar. Ekspor Jateng masih kalah dibandingkan dengan Jawa Barat yang kontribusinya mencapai 17,13% atau Banten senilai 5,95%, meski secara persentase ada kenaikan yakni 5,34%.
Soal kinerja ekspor tersebut, sebelumnya juga pernah disinggung Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan (KPP) Bea Cukai Tipe Madya Tanjung Emas Anton Martin.
Anton mengungkapkan bahwa berdasarkan data eksportasi melalui pelabuhan Tanjung Emas sampai dengan 29 Februari 2020 masih normal dibandingkan tahun lalu.
Hal ini dikarenakan komoditi andalan ekspor Jateng yakni garment, furniture, tekstil ke USA, Jepang, dan Uni Eropa masih lebih besar porsinya dibandingkan ke China.
Namun demikian, menurutnya kondisi ini juga sangat tergantung dengan kondisi negara tujuan ekspor. Apalagi covid-19 sudah menyebar ke berbagai negara. "Seperti yang saya sampaikan di atas tergantung dengan sikon dari negara mitra dagang kita," kata Anton yang dikutip, Senin (23/3/2020).
Di satu sisi, kondisi China yang berangsur normal juga membuat kebutuhan pasokan bahan baku industri mulai terbuka. Apalagi, pekan lalu ada kapal dari Shanghai China yang mulai masuk ke Pelabuhan Tajung Emas.