Bisnis.com, SEMARANG - Sebanyak 60 orang tenaga kesehatan dan 3 orang dalam pengawasan (ODP) yang tersebar di Kota Magelang menjalani rapid test di RSU Budi Rahayu.
Direktur RSUD Budi Rahayu, Ari Melianti menuturkan, tenaga kesehatan adalah kelompok masyarakat yang rawan sehingga diprioritaskan menjalani rapid test karena mereka berhadapan langsung dengan pasien.
“Masing-masing Puskemas 12 orang. Mereka adalah yang sehari-hari berkontak dengan PDP, ODP, maupun OTG,” jelas Ari seperti dikutip dari laman resmi di Pemprov Jateng, Kamis (16/4/2020).
Ari menjelaskan, cara kerja rapid test adalah dengan mengambil sampel darah kemudian di teteskan pada alat, lalu akan keluar hasilnya. Guna memastikan seseorang terpapar Covid-19 atau tidak, minimal mereka harus melaksanakan tes dua kali.
Dia mengatakan, jika hasil awal negatif dan tidak bergejala biasanya tidak perlu tes lagi. Akan tetapi, kalau hasilnya positif maka akan dirujuk ke RSU Tidar Magelang untuk tes swab nasofaring atau polymerase chain reaction (PCR), yang secara spesifik lebih dapat memastikan apakah seseorang benar-benar terinfeksi virus atau tidak.
“Kemudian kalau hasilnya negatif tapi ada gejala, maka bisa diulang. Biasanya rapid test tidak selalu positif, karena setelah 6-7 hari terinfeksi, gejala mulai muncul, baru memperlihatkan tanda positif,” tuturnya.
Baca Juga
Selain tenaga medis, pihaknya juga melakukan tes serupa bagi tiga ODP yang dirawat di rumah sakit tersebut. Ketiga ODP tersebut semuanya berasal dari Kota Magelang.
Ari mengakui, saat ini pihaknya terkendala kurangnya jumlah alat rapid test. Awal April, pihaknya menerima 100 alat rapid test dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Sedangkan jumlah tenaga medis sebanyak 60 orang, sehingga tes harus dilaksanakan dua kali untuk setiap orang.