Bisnis.com, SEMARANG - Sejumlah pekerja migran Indonesia (PMI) asal Jawa Tengah tidak akan mudik selama wabah corona belum berlalu.
Hal ini disampailan oleh pekerja migran saat berkomunikasi lewat video conference dengan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Minggu (19/4/2020).
Ganjar mengaku lega bisa berbincang dengan warganya yang menjadi PMI. Dia juga senang, para PMI dalam kondisi yang sehat dan memutuskan untuk tidak mudik.
“Kami mengapresiasi keputusan mereka untuk tidak mudik. Mereka benar-benar mengamalkan jiwa patriotismenya dengan tidak mudik selama Covid-19 ini. Ini membanggakan, dan juga kabar mereka sehat itu menenangkan,” kata Ganjar dalam keterangan resmi, Minggu (19/4/2020).
Ganjar juga menyatakan cerita para PMI tentang penanganan Covid-19 di berbagai negara menurutnya dapat dicontoh. Bagaimana masyarakat setempat yang sangat disiplin, hingga ancaman denda yang sangat besar bagi yang melanggar.
“Ini cerita bagus dan menginspirasi yang bisa kita tiru untuk memutus mata rantai Covid-19 ini. Saya doakan semua PMI kita yang ada di luar negeri tetap sehat dan terhindar dari penularan wabah ini,” tutup Ganjar.
Adapun Fitria, PMI asal Cilacap yang bekerja di Singapura, salah satu yang memutuskan tidak mudik.
Kepada Ganjar, Fitria juga bercerita bagaimana negara tempatnya bekerja mengendalikan persebaran wabah. Pemerintah Singapura sangat ketat dalam mengatur masyarakat agar tidak keluar rumah.
“Kami di sini tidak boleh keluar kalau tidak ada kepentingan. Kalau belanja juga harus antre, dan kami semua mematuhi. Hampir semua masyarakat di Singapura sangat disiplin untuk melaksanakan perintah itu Pak,” jawab Fitri.
Hal senada disampaikan PMI lainnya, yakni Siswanto, warga Demak yang bekerja di Taiwan, dan Haryani, warga Brebes di Malaysia, juga para perwakilan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di sejumlah negara.
“Bahkan kalau ketahuan melanggar, ada dendanya pak. Dendanya cukup besar, bisa Rp4 juta, Rp7 juta sampai Rp150 juta,” kata Atase Ketenagakerjaan Singapura, Davriel.