Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sebagian Pekerja Migran asal Jateng Tak Mudik, Ini Kata Ganjar

Cerita pengalaman sejumlah pekerja migra Indonesia terkait penanganan Covid-19 di berbagai negara dapat dicontoh oleh Indonesia.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menerima bantuan VTM sebanyak 1000 pcs untuk Jawa Tengah dari Lembaga Eijkman di Puri Gedeh pada Kamis (26/3/2020)./Bisnis-Alif Nazzala Rizqi
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menerima bantuan VTM sebanyak 1000 pcs untuk Jawa Tengah dari Lembaga Eijkman di Puri Gedeh pada Kamis (26/3/2020)./Bisnis-Alif Nazzala Rizqi

Bisnis.com, SEMARANG - Sejumlah pekerja migran Indonesia (PMI) asal Jawa Tengah tidak akan mudik selama wabah corona belum berlalu.

Hal ini disampailan oleh pekerja migran saat berkomunikasi lewat video conference dengan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Minggu (19/4/2020).

Ganjar mengaku lega bisa berbincang dengan warganya yang menjadi PMI. Dia juga senang, para PMI dalam kondisi yang sehat dan memutuskan untuk tidak mudik.

“Kami mengapresiasi keputusan mereka untuk tidak mudik. Mereka benar-benar mengamalkan jiwa patriotismenya dengan tidak mudik selama Covid-19 ini. Ini membanggakan, dan juga kabar mereka sehat itu menenangkan,” kata Ganjar dalam keterangan resmi, Minggu (19/4/2020).

Ganjar juga menyatakan cerita para PMI tentang penanganan Covid-19 di berbagai negara menurutnya dapat dicontoh. Bagaimana masyarakat setempat yang sangat disiplin, hingga ancaman denda yang sangat besar bagi yang melanggar.

“Ini cerita bagus dan menginspirasi yang bisa kita tiru untuk memutus mata rantai Covid-19 ini. Saya doakan semua PMI kita yang ada di luar negeri tetap sehat dan terhindar dari penularan wabah ini,” tutup Ganjar.

Adapun Fitria, PMI asal Cilacap yang bekerja di Singapura, salah satu yang memutuskan tidak mudik.

Kepada Ganjar, Fitria juga bercerita bagaimana negara tempatnya bekerja mengendalikan persebaran wabah. Pemerintah Singapura sangat ketat dalam mengatur masyarakat agar tidak keluar rumah.

“Kami di sini tidak boleh keluar kalau tidak ada kepentingan. Kalau belanja juga harus antre, dan kami semua mematuhi. Hampir semua masyarakat di Singapura sangat disiplin untuk melaksanakan perintah itu Pak,” jawab Fitri.

Hal senada disampaikan PMI lainnya, yakni Siswanto, warga Demak yang bekerja di Taiwan, dan Haryani, warga Brebes di Malaysia, juga para perwakilan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di sejumlah negara.

“Bahkan kalau ketahuan melanggar, ada dendanya pak. Dendanya cukup besar, bisa Rp4 juta, Rp7 juta sampai Rp150 juta,” kata Atase Ketenagakerjaan Singapura, Davriel.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper