Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertumbuhan Kredit Konsumsi di Jateng Melambat

Kendati mencatat pertumbuhan 3,33 persen, pertumbuhan kredit konsumsi di Jawa Tengah selama Mei 2020 melabat dibandingkan dengan April 2020.
Ilustrasi KPR
Ilustrasi KPR

Bisnis.com, SEMARANG - Kendati mencatat pertumbuhan 3,33 persen, pertumbuhan kredit konsumsi di Jawa Tengah selama Mei 2020 melabat dibandingkan dengan April 2020.

Bank Indonesia menyebut, kredit konsumsi pada Mei 2020 tumbuh melambat yaitu 3,33% (yoy) dari sebelumnya 5,09% (yoy) pada April 2020.

"Perlambatan pertumbuhan kredit konsumsi terjadi pada seluruh produk yaitu kredit perumahan (KPR), kredit kendaraan bermotor (KKB), dan kredit multiguna (KMG)," kata Soekowardojo melalui siaran persnya Jumat (10/7/2020).

Sementara itu lanjutnya, hasil survei konsumen Bank Indonesia kepada 700 responden rumah tangga di Jawa Tengah pada Juni 2020 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi perekonomian Jawa Tengah membaik, meski masih berada pada level kurang dari 100.

Menurutnya, dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang mengalami peningkatan dari 89,71 pada Mei 2020 menjadi 93,55 pada Juni 2020.

"Membaiknya optimisme konsumen tersebut disebabkan oleh peningkatan pada salah satu komponen pembentuk IKK yaitu Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) terhadap perkiraan kondisi ekonomi 6 (enam) bulan mendatang (Desember 2020)," katanya

Menurutnya, IEK terpantau mengalami peningkatan dari 111,86 pada Mei 2020 menjadi 124,47 pada Juni 2020.

Dilihat dari komponen pembentuk IEK, tingginya persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi kedepan didorong oleh ekspektasi peningkatan ketersediaan lapangan kerja, penghasilan konsumen, dan kegiatan usaha sejalan dengan perkiraan meredanya pandemi Covid-19.

Sedangkan, komponen pembentuk IKK lainnya yaitu Indeks Ekonomi Saat Ini (IKE) masih mengalami pelemahan. IKE mengalami penurunan dari 67,56 pada bulan sebelumnya menjadi 62,63.

"Dilihat dari komponen pembentuk IKE, rendahnya keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini terutama didorong oleh menurunnya persepsi konsumen terhadap penghasilan dan ketersediaan lapangan kerja," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper