Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Geliat Perdagangan di Jawa Tengah Mulai Tampak

Selama satu tahun terakhir dihitung sampai Juni 2020 perdagangan di Jateng menunjukkan peningkatan sebesar 18,23 persen.
Pekerja memproduksi tahu dari bahan kedelai di salah satu sentra produksi tahu di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Senin (10/8/2020). Menurut salah satu produsen, produksi tahu menurun sekitar 50 persen dari rata-rata 200 kuintal per hari menjadi 100 kuintal akibat naiknya harga kedelai impor karena pandemi Covid-19./Antara-Harviyan Perdana Putra
Pekerja memproduksi tahu dari bahan kedelai di salah satu sentra produksi tahu di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Senin (10/8/2020). Menurut salah satu produsen, produksi tahu menurun sekitar 50 persen dari rata-rata 200 kuintal per hari menjadi 100 kuintal akibat naiknya harga kedelai impor karena pandemi Covid-19./Antara-Harviyan Perdana Putra

Bisnis.com, SEMARANG - Geliat perdagangan di Jawa Tengah (Jateng) pada masa adaptasi kebiasaan baru mulai tampak. Hal itu terlihat dari kegiatan perekonomian Jateng meningkat sejak dua bulan terakhir yaitu Juli dan Agustus 2020.

"Secara hitungan angka, dari bulan Mei ke Juni 2020 ada peningkatan sebesar 38 persen, artinya sudah ada permintaan dari luar negeri untuk produk produk kita," kata Arif Sambodo, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Jateng, Kamis (13/8/2020).

Sementara, kata Arif, selama satu tahun terakhir dihitung sampai Juni 2020 perdagangan di Jateng menunjukkan peningkatan sebesar 18,23 persen.

"Juni tahun ini dibanding tahun kemarin meningkat 18,23 persen, artinya sisi perdagangan sudah mulai tumbuh sehingga yang perlu kita lakukan adalah pengetatan protokol kesehatan, selain itu bantuan sarpras khususnya pasar pasar yang dekat dengan obyek wisata," tambahnya.

Selain itu, untuk menunjang pemulihan perekonomian di Jateng pihaknya terus mendorong kabupaten/kota mengembangkan pasar online seperti di Sukoharjo, Semarang, Banyumas, Pati.

"Hari ini pasar batang juga launching menggunakan sistem online untuk menghindari kerumunan massa. Selain itu juga mendorong pengelolaan pasar tradisional dengan menyelenggarakan protokol kesehatan," jelasnya.

Pihaknya juga mendorong dunia perindustrian memunculkan pelatihan dan suplai bahan baku untuk Industri Kecil Menengah (IKM) supaya perekonomian lebih bergeliat dengan maksimal. (k28)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Alif Nazzala R.
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper