Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Memprediksi Inflasi Jateng Melambat

Sementara risiko inflasi diperkirakan bersumber dari kelompok barang dan jasa perawatan pribadi dan jasa lainnya.
Ilustrasi kebutuhan sehari-hari yang bisa memicu inflasi./Antara
Ilustrasi kebutuhan sehari-hari yang bisa memicu inflasi./Antara

Bisnis.com, SEMARANG - Bank Indonesia memprediksi inflasi di Jawa Tengah secara bulanan diprediksi melambat jelang akhir tahun.

Kepala Grup Advisory dan Pengembangan Ekonomi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah Iss Savitri Hafid mengatakan, perlambatan laju inflasi diperkirakan masih bersumber dari kelompok makanan, minuman dan tembakau.

"Sementara risiko inflasi diperkirakan bersumber dari kelompok barang dan jasa perawatan pribadi dan jasa lainnya," kata Iss melalui siaran pers yang diterima Bisnis Senin (14/9/2020).

Menurutnya, faktor utama penahan laju inflasi kelompok barang dan jasa ini adalah komoditas bawang merah yang tengah memasuki musim panen.

Diperkirakan pada Bulan Juli hingga September merupakan puncak musim panen di Provinsi Jawa Tengah, sehingga pasokan diperkirakan akan meningkat.

"Lebih lanjut, komoditas lain yang diperkirakan akan menahan laju inflasi adalah daging ayam ras dan telur ayam ras seiring dengan produksi yang kembali meningkat dan cenderung over supply ditengah keterbatasan daya beli masyarakat akibat pendapatan yang menurun," tambahnya.

Sementara itu, lanjutnya faktor risiko yang berpotensi mendorong tekanan inflasi diperkirakan bersumber dari kelompok perawatan pribadi dan jasa Iainnya.

"Komoditas yang diperkirakan menjadi sumber peningkatan laju inflasi adalah emas perhiasan seiring dengan tren peningkatan harga emas global akibat ketidakpastian pasar keuangan sehingga mendorong investor mengalihkan asetnya ke instrumen safe heaven, yaitu emas," jelasnya.

Menyikapi hal tersebut, Tim Pengendali lnflasi Daerah (TPID) akan terus melakukan empat kunci pengendalian inflasi yaitu ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, dan komunikasi yang efektif.(k28)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Alif Nazzala R.
Editor : Miftahul Ulum

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper