Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BMKG Mengingatkan Potensi Banjir dan Tanah Longsor di Jawa Tengah

Pantai utara Jawa merupakan salah satu wilayah yang rawan.
Foto udara pembangunan kapal di sentra industri galangan kapal di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Selasa (6/10/2020). Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo menyatakan Presiden Joko Widodo meminta industri perkapalan nasional dapat memaksimalkan produksi dari potensi sumber daya perikanan untuk kesejahteraan rakyat Indonesia./Antara-Harviyan Perdana Putra.
Foto udara pembangunan kapal di sentra industri galangan kapal di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Selasa (6/10/2020). Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo menyatakan Presiden Joko Widodo meminta industri perkapalan nasional dapat memaksimalkan produksi dari potensi sumber daya perikanan untuk kesejahteraan rakyat Indonesia./Antara-Harviyan Perdana Putra.

Bisnis.com, SEMARANG – Bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor diperkirakan akan meningkat di bulan Oktober – November 2020 ini.

Berdasarkan laporan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), fenomena La Nina menjadi penyebab dari meningkatkan potensi curah hujan di Indonesia.

Secara historis, La Nina dapat meningkatkan akumulasi jumlah curah hujan bulanan di Indonesia hingga 40 persen di atas curah hujan normal. Dalam rilis yang dikeluarkan pada 3 Oktober lalu, BMKG memperingatkan bahwa pada bulan Oktober – November 2020 ini seluruh wilayah Indonesia dapat mengalami peningkatan curah hujan, kecuali di wilayah Sumatera.

Menanggapi hal tersebut, Dikki Rulli Perkasa, Kepada Bidang Penanganan Darurat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah, menjelaskan bahwa kawasan pantai utara Jawa merupakan salah satu wilayah yang rawan.

“Kecuali Jepara, kalau di selatan itu [yang rawan] Cilacap, Kebumen dan Purworejo,” jelasnya.

Dikki juga menjelaskan kesiapan Jateng dalam melakukan mitigasi kebencanaan, termasuk bencana hidrometeorologi yang disebabkan oleh La Nina. “Kalau untuk kondisi bencana banjir, longsor dan kekeringan ini [sebetulnya] siklus yang berulang, [jadi] pola penanganan atau mitigasinya sudah kita tingkatkan dari tahun ke tahun,” ungkapnya.

Untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat, Dikki juga menjelaskan bahwa BPBD Jateng telah menjalin komunikasi dan koordinasi dengan berbagai elemen masyarakat. “Kita juga sudah mengajak komunitas penanggulangan bencana dan komunitas relawan lain,” tambahnya.

BPBD Jateng juga telah melakukan koordinasi dengan instansi lainnya. Selain itu, Dikki menjelaskan bahwa posko-posko kebencanaan telah dibuka selama 24 jam untuk melayani laporan masyarakat. “Tidak hanya di tingkat provinsi, tapi juga di tingkat Kabupaten dan Kota,” pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper