Bisnis.com, JAKARTA - Krisis air bersih masih menjadi permasalahan saat musim kemarau tiba di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Menurut data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul pada tahun 2020 sebanyak 15 dari 18 kapanewon/kecamatan sudah mengajukan permohonan distribusi air bersih karena mengalami kekeringan. Sementara jumlah warga yang terdampak kekeringan sebanyak 129.788 jiwa.
Pemerintah Daerah Gunungkidul saat ini telah mengalokasikan anggaran untuk bantuan air bersih sebesar Rp700 juta. Letak geografis Kabupaten Gunungkidul yang berada di kawasan pegunungan batuan kapur menyebabkan upaya pembangunan saluran air Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di wilayah itu sulit dilakukan.
Pemasalahan tersebut menggerakkan komunitas relawan Save Rescue Indonesia bersama BPBD Gunungkidul untuk melakukan eksplorasi sumber mata air sungai bawah tanah agar potensi sumber mata air dapat dimanfaatkan dan dikelola oleh masyarakat.
Sejak tahun 2018 relawan Save Rescue dan tim dari BPBD Gunungkidul berhasil mengangkat air dari sungai bawah tanah Gua Keceme di Girisekar, Panggang, Gunungkidul. Selain itu, proses pembangunan instalasi saluran air dari Gua Gebyok di Kapanewon Tepus saat ini sedang berjalan. Sementara di Gua Cikal relawan Save Rescue tengah melakukan percobaan pemompaan air sumber mata air sungai bawah tanah dengan jarak 200 meter dari mulut gua.
Pendiri komunitas relawan Save Rescue Agus Fitriyanto Hidayat mengatakan saat ini timnya masih melakukan tes pemompaan air dari Gua Cikal untuk mengukur volume tampungan sumber mata air. Mereka berharap sumber-sumber air yang bisa di angkat ini dapat dimanfaatkan masyarakat dan menjadi solusi masalah kekeringan di Gunungkidul.
Berikut foto-foto pencarian mata air di sungai bawah tanah :