Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Ditargetkan Mulai Masuk Kawasan Industri Batang di Paruh Pertama Tahun Ini

Proses cut & fill serta pembangunan infrastruktur umum pada tahap pembangunan klaster 1 fase 1 sudah mencapai 61 persen. Ditargetkan, pada semester pertama tahun ini, investor sudah bisa masuk.
Proses pembangunan Kawasan Industri Terpadu Batang. Proses Cut & Fill masih dilakukan untuk mempersiapkan kondisi lahan. / PT. KITB - Istimewa
Proses pembangunan Kawasan Industri Terpadu Batang. Proses Cut & Fill masih dilakukan untuk mempersiapkan kondisi lahan. / PT. KITB - Istimewa

Bisnis.com, SEMARANG – Proses pematangan lahan Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) telah mencapai 61 persen. Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima Bisnis pada Senin (26/1/2021), proses pematangan lahan tersebut mencakup proses cut & fill serta pembangunan beberapa infrastruktur utama seperti akses jalan masuk ke kawasan ini.

Meskipun demikian, Belum ada tanggal pasti kapan tahapground breaking akan dilakukan. Ketika dikonfirmasi, PT. KITB memastikan bahwa pada semester I tahun 2021, KITB siap menerima tenant yang berinvestasi di kawasan tersebut. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga belum bisa memastikan informasi tersebut.

“Mudah-mudahan Januari [2021] ini, rencananya. Tapi fisiknya sih beberapa sudah mulai. Tempat air, terus kemudian jalan, itu kemarin sudah disiapkan lelangnya. Sudah jalan semua. Mudah-mudahan lelang selesai langsung bekerja,” ungkap Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah, di sela-sela kegiatannya.

Menurut PT. KITB, kawasan ini nantinya akan membuka lima area industri berdasarkan core business tenant yang ada. Beberapa area tersebut antara lain otomotif dengan luas 40 persen dari total kawasan industri, tekstil seluas 18 persen, kimia seluas 17 persen, elektronik seluas 16 persen, serta food and beverage seluas 8 persen. Beberapa tenant yang telah menjalin proses kerjasama dengan PT. KITB antara lain berasal dari negara Taiwan, Amerika Serikat, China, Belanda, dan Korea Selatan.

Sebelumnya, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, mengungkapkan bahwa LG Energi Solution akan bekerjasama dengan konsorsium Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk membangun industri sel kendaraan listrik di KITB. Nantinya, KITB akan menampung industri prekursor dan katoda. Sementara itu, untuk industri sel baterai masih menentukan lokasi, meskipun kemungkinan besar juga akan berlokasi di Batang.

Industri baterai kendaraan listrik tersebut nantinya akan dibagi ke dua lokasi. Selain Batang, Maluku Utara juga akan menjadi salah satu pusat industri kendaraan listrik. Rencananya, di wilayah tersebut, akan dibangun smelter serta tambang untuk memastikan sisi hulu industri baterai ini.

KITB adalah salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dimiliki oleh 4 perusahaan. PT. PP memiliki 35 persen saham KITB, PT. Perkebunan Nusantara IX memegang 25 persen saham, PT. Kawasan Industri Wijayakusuma sebesar 30 persen saham, dan Perusahaan Umum Daerah Aneka Usaha milik Pemerintah Kabupaten Batang dengan porsi kepemilikan 10 persen. Total modal dasar PT. KITB mencapai Rp200 miliar.

Total area operasional KITB mencapai 4.300 hektare. Area ini tadinya merupakan kebun Siluwok milik PT. Perkebunan Nusantara IX. Proses pengerjaan KITB dibagi menjadi 3 klaster. Pengerjaan klaster pertama dibagi ke dalam 2 fase. Fase pertama pengerjaan akan fokus pada 450 hektare area, sementara pada fase kedua luas pengerjaan akan mencapai 2.650 hektare.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper