Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penduduk Miskin Jawa Tengah 4,12 Juta Orang

Persentase penduduk miskin di daerah pedesaan juga naik dari 12,80 persen pada Maret 2020 menjadi 13,20 persen pada September 2020.
Warga menyaksikan tayangan televisi di dalam rumahnya yang terendam banjir di Desa Loireng, Kecamatan Sayung, Demak, Jawa Tengah, Kamis (11/2/2021)./Antara-Aji Styawan
Warga menyaksikan tayangan televisi di dalam rumahnya yang terendam banjir di Desa Loireng, Kecamatan Sayung, Demak, Jawa Tengah, Kamis (11/2/2021)./Antara-Aji Styawan

Bisnis.com, SEMARANG - Badan Pusat Statistik mencatat pada bulan September 2020, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Jawa Tengah mencapai 4,12 juta bertambah sebanyak 139,03.000 orang dibandingkan posisi Maret 2020.

Kepala BPS Jateng Sentot Bangun Widoyono persentase penduduk miskin di daerah perkotaan naik menjadi 10,57 persen
pada September 2020 yang sebelumnya sebesar 10,09 persen pada Maret 2020.

"Persentase penduduk miskin di daerah pedesaan juga naik dari 12,80 persen pada Maret 2020 menjadi 13,20 persen pada September 2020," katanya Senin (15/2/2021).

Dia menambahkan, lama periode Maret 2020 – September 2020, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan bertambah sebanyak 84,84.000 orang dari 1,81 juta orang pada Maret 2020 menjadi 1,89 juta orang pada September 2020.

Demikian juga di daerah pedesaan, mengalami kenaikan sebanyak 54,18.00 orang dari 2,18 juta orang pada Maret 2020 menjadi 2,23 juta orang pada September 2020.

Selanjutnya, peranan komoditi makanan terhadap Garis Kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan.

Sumbangan Garis Kemiskinan Makanan terhadap Garis Kemiskinan pada September 2020 tercatat sebesar 74,46 persen. Kondisi ini tidak jauh berbeda dengan kondisi Maret 2020 yaitu sebesar 74,38 persen.

"Jenis pengeluaran komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai Garis Kemiskinan di perkotaan maupun di pedesaan antara lain beras, rokok kretek filter, telur ayam ras, daging ayam ras, dan gula pasir," ujarnya.

Sementara itu lanjutnya, untuk komoditi bukan makanan yang besar pengaruhnya mencakup perumahan, bensin, listrik, dan pendidikan. Pada periode Maret 2020 – September 2020, baik Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) maupun Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) mengalami kenaikan. (k28)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Alif Nazzala R.
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper