Bisnis.com, SEMARANG – Setahun sejak diumumkannya kasus pertama Covid-19 di Indonesia, langkah penanganan yang dilakukan pemerintah tampaknya masih belum membuahkan hasil yang memuaskan. Pasalnya, satuan Tugas Penanganan Covid-19 masih mencatat beberapa zona merah di berbagai wilayah di Indonesia.
Di Jawa Tengah sendiri, per 28 Februari 2021, ada 6 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah yang masih berstatus zona merah. Beberapa wilayah tersebut adalah Kabupaten Cilacap, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Rembang, dan Kota Surakarta.
Kabupaten Banyumas menjadi wilayah tertinggi kedua dengan jumlah kasus terkonfirmasi Covid-19 di Jawa Tengah. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah per 2 Maret 2021, secara kumulatif, terdapat 6.824 kasus Covid-19 di Banyumas. Sementara itu, di Wonosobo, jumlah kasus terkonfirmasi mencapai 4.847 kasus.
Kabupaten Wonogiri tercatat memiliki 3010 kasus Covid-19 terkonfirmasi, sementara di Rembang dan Kota Surakarta, jumlah kasus terkonfirmasi mencapai 2.220 dan 5.035 kasus.
Secara kumulatif, jumlah kasus terkonfirmasi di Jawa Tengah telah mencapai 154.945 kasus. Per 2 Maret 2021, terjadi penambahan 1.446 kasus baru dibanding hari sebelumnya. Jumlah pasien yang dirawat mencapai 6.725 pasien dengan penambahan 750 pasien baru. Sementara itu, jumlah pasien yang dinyatakan sembuh mencapai 138.511 pasien.
Untuk menekan laju penularan, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 di Kota Solo terus melakukan proses tracing dengan metode PCR. Ahyani, Ketua Pelaksana Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kota Solo, mengklaim bahwa proses tracing yang dilakukan tersebut menjadi yang tertinggi di Jawa Tengah.
“Kami enggak mengurangi jumlah tracing. Catatan kami, jumlah tes secara RT-PCR tertinggi se-Jawa Tengah, yakni sebanyak 55.111 sasaran,” jelasnya, Senin (1/3/2021) lalu.
Sementara itu, di Boyolali, Dinas Kesehatan mulai mencatat penurunan pertambahan kasus harian. Kepala Dinas Kesehatan Boyolali, Ratri S. Survivalina, mengungkapkan bahwa Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) di Rusunawa Kemiri masih terus melayani pasien Covid-19. “Tingkat hunian RSDC di Boyolali sebelumnya mencapai 90 persen hingga 100 persen, kini sudah mulai menurun. Bahkan, ada satu bangsal yaitu di Brotowali II tidak ada pasiennya atau kosong,” klaimnya.