Bisnis.com, BOYOLALI – Pemerintah Kabupaten Boyolali bakal menyambut calon investor yang berminat menjalankan usaha di Kota Susu tersebut.
M. Said Hidayat, Bupati Boyolali, mengatakan,"Kita baru dihadapkan pada situasi pandemi. Ketika berbicara investasi, dalam situasi seperti ini, Boyolali terus membuka pintu dengan memberikan berbagai kemudahan bagi investor. Terlepas dari dunia [sektor usaha] apa yang akan digeluti, kita terbuka."
Said memang bukan orang baru di Boyolali. Pada periode sebelumnya, Said sempat menjabat sebagai Wakil Bupati. Pada periode ini, posisi Wakil Bupati diisi oleh Wahyu Irawan yang sebelumnya merupakan Direktur Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Boyolali.
Langkah pertama yang dilakukan Said setelah menjadi Bupati Boyolali adalah dengan melakukan validasi serta pembaruan data pemerintahan. Menurutnya, langkah tersebut merupakan hal yang penting untuk memastikan program yang bakal dijalankan bisa tepat sasaran.
“Bukan kita harus menjadi pemimpin yang baru terus membuat hal yang baru secara keseluruhan, jangan begitu. Saya kira akan jauh lebih bijak dna memberikan kemanfaatan lebih banyak ketika kita teruskan hal yang sudah berjalan, sudah terencana,” jelasnya, Selasa (27/4/2021).
Menurut Said, langkah tersebut bakal memberikan kepastian hukum bagi pelaku usaha di Boyolali. Pasalnya, tidak ada perubahan signifikan dari kebijakan yang diambil pemerintah ataupun sistem yang telah berjalan sebelumnya.
Baca Juga
Meskipun pandemi membatasi ruang gerak investor untuk masuk ke Kabupaten Boyolali, Said juga telah menyiapkan langkah khusus untuk menangani hal tersebut. Sejalan dengan program pemerintah pusat, Pemerintah Kabupaten Boyolali juga tengah fokus mengembangkan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
“Ruang-ruang kecil bisnis harus kita dorong, karena jika dikalikan akan jadi besar. Keberadaan UMKM, IKM (Industri Kecil Menengah), mereka kan juga bagian dari investor. Jumlahnya banyak dan menyerap banyak tenaga kerja,” jelasnya.
Said mengaku tidak terburu-buru dalam mereplikasi UMKM yang telah berhasil. Seperti UMKM yang bergerak di bidang kerajinan logam di Desa Tumang, Kecamatan Cepogo, yang telah sukses menembus pasar ekspor. Karena menurutnya, tidak semua wilayah di Boyolali memiliki potensi dan kapabilitas yang sama.
“Kita mendorong tiap desa untuk jangan mengejar di pola yang sama, tapi pelajari potensi masing-masing daerah. Itulah yang didorong untuk dikembangkan, karena akan jadi penopang dan bisa saling melengkapi,” tambahnya.
Menurutnya, pemerintah hanya berperan sebagai fasilitator dan pendukung kegiatan usaha masyarakat. Oleh karena itu, Said mendorong adanya keragaman di sektor UMKM di Kabupaten Boyolali. Dengan harapan dapat melahirkan jaringan perekonomian baru yang lebih berkelanjutan.
“Satu jaring bisnis tersebut akan tumbuh tanpa memunculkan persaingan yang tidak sehat, tapi justru mampu menumbuhkan kerja sama antar desa,” tambahnya