Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Daftar Daerah di Jateng yang Kasus Covid-19 Melonjak

Lonjakan kasus kemungkinan akan kembali terjadi pada pekan depan, atau pekan ke-21. Hal ini dikarenakan masa inkubasi Covid-19 terjadi setelah 14 hari.
Grafik Covid-19 di Jawa Tengah sampai 26 Mei 2021./Satgas Covid-19
Grafik Covid-19 di Jawa Tengah sampai 26 Mei 2021./Satgas Covid-19

Bisnis.com, SEMARANG – Lonjakan kasus Covid-19 di Jawa Tengah (Jateng) seusai libur Lebaran 2021 rupanya tidak hanya terjadi di Kabupaten Kudus.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jateng, Yulianto Prabowo, menyebut ada sejumlah kabupaten/kota yang juga mengalami lonjakan kasus Covid-19. Ini menjadi perhatian serius.

“Pekan terakhir ini yang meningkat [kasus Covid-19] itu cukup banyak. Tapi mungkin peningkatannya tidak tinggi. Bahkan ada beberapa daerah yang juga mengalami penurunan kasus,” ungkap Yulianto saat menggelar konferensi pers secara daring, Jumat (28/5/2021).

Yulianto mengatakan peningkatan kasus Covid-19 itu terdeteksi pada pekan ke-19 menuju ke pekan-20 tahun 2021, atau pekan terakhir. Dari 35 kabupaten/kota di Jateng yang sepekan terakhir mengalami peningkatan adalah Kota Semarang, Demak, Kendal. Kemudian Kabupaten Tegal, Karanganyar, Wonogiri, Purbalingga, Pati, Grobogan, dan Jepara.

“Sementara yang turun itu contohnya seperti Kabupaten Semarang, Klaten, Kota Magelang, dan Blora. Kalau [daerah] lainnya cenderung meningkat,” ujar Yulianto.

Yulianto menambahkan meski terjadi penurunan kasus, masyarakat di daerah-daerah tersebut tidak boleh lantas abai dalam penerapan protokol kesehatan.

Ia mengingatkan lonjakan kasus kemungkinan akan kembali terjadi pada pekan depan, atau pekan ke-21. Hal ini dikarenakan masa inkubasi Covid-19 terjadi setelah 14 hari.

“Kalau dihitung 14 hari setelah libur Lebaran, baru pekan depan bisa terdeteksi. Apakah ada peningkatan atau tidak. Makanya, masyarakat kami imbau tetap waspada dan menjalankan prokes dengan tertib,” imbuh Yulianto.

Lonjakan kasus yang terjadi di Kudus, lanjut Yulianto juga terjadi akibat turunnya penerapan prokes dari masyarakat. Banyak warga yang mulai abai menerapkan prokes dengan tidak memakai masker dan menerapkan physical distancing.

Penarapan prokes yang turun itu terjadi saat warga melakukan silaturahmi dan acara halalbihalal, sehingga menimbulkan klaster keluarga.

“Di mana-mana terjadi peningkatan klaster keluarga. Ini yang terus kita imbau kepada warga agar prokes tidak hanya dilakukan saat di luar rumah, tapi juga di dalam rumah. Kan enggak tahu anggota keluarga yang dari luar rumah apakah terpapar atau tidak,” jelasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Miftahul Ulum
Sumber : JIBI/Solopos
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper