Bisnis.com, SLEMAN - Membeludaknya pasien Covid-19 hampir terjadi di semua RS rujukan. Begitu pula di RSUD Sleman. RS pelat merah ini untuk sementara tak bisa menerima pasien baru menyusul terjadinya penumpukan pasien Covid-19 di Instalasi Gawat Darurat (IGD).
Direktur RSUD Sleman, Cahya Purnama, enggan memberikan keterangan terkait adanya penumpukan pasien di IGD saat diminta konfirmasi oleh Harian Jogja (JIBI). Ini bukan pertama kali media berupaya meminta konfirmasi kondisi rumah sakit plat merah itu. Namun, Cahya hanya bungkam saat ditanya soal penanganan pasien Covid-19.
Termasuk ketika Kepala IGD RSUD Sleman, Hendrawan Triwibowo, meninggal dunia pada 13 Mei lalu. Cahya sama sekali tidak merespons permintaan konfirmasi yang dilakukan media.
Baca Juga
Terkait adanya penumpukan pasien di IGD, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman, Joko Hastaryo, membenarkan kondisi itu. Hanya, ia menilai pengumuman yang hanya ditempel di papan parkir terbilang kontrovesial.
"Klarifikasi saya memang bangsal Covid-19 di RSUD Sleman penuh termasuk IGD nya. Sama seperti RS lain di DIY. Hanya pengumuman itu memang yang kontroversial. Semoga mulai hari ini sudah dilepas," ujar Joko.
Bersadarkan data Dinkes Sleman, tingkat keterisian tempat tidur pasien Covid-19 di banyak RS rujukan penuh. RSUD Prambanan misalnya, dari 24 bed yang disediakan semuanya terisi. Begitu juga dengan RS Bhayangkara (32 bed), Panti Rini (10 bed), RS PDHI (24 bed), dan RS Mitra Paramedika (15 bed).
Sejumlah rumah sakit masih menyediakan bed antara lain RS Panti Nugroho dari 14 bed tersisa 2 bed, RS Atturost dari 6 bed tersisa 1 bed, RS UAD dari 11 bed tersisa 5 bed.