Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Biaya Ekspor Naik 300 Persen, Ini Kata Disperindag Jateng

Meskipun aktivitas ekspor terkendala kenaikan biaya sewa kargo dan pengiriman, namun Disperindag Jateng tetap optimis nilai ekspor di wilayah tersebut bakal mampu mencatatkan angka yang positif.
Ilustrasi pelabuhan layanan ekspor dan impor.
Ilustrasi pelabuhan layanan ekspor dan impor.

Bisnis.com, SEMARANG – Sejumlah tantangan mulai menghantui aktivitas perdagangan di Jawa Tengah. Permintaan pasar luar negeri dilaporkan mengalami penurunan. Hal tersebut diperparah dengan kenaikan biaya sewa kontainer dan pengiriman laut atau freight cost.

“[Kenaikan] sampai 300 persen yang saya tahu,” jelas Arif Sambodo, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Tengah kepada Bisnis, Senin (26/07/2021).

Arif membenarkan bahwa kenaikan freight cost tersebut telah memberatkan kalangan eksportir. “Prinsipnya kan, kontainer kaitannya dengan [kegiatan] ekspor kan. Karena ada kemahalan kontainer dan ship-nya, itu mempersulit para eksportir,” jelasnya melalui sambungan telepon.

Arif mengungkapkan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi kenaikan biaya ekspor tersebut. “Di satu sisi, karena perdagangan belum pulih. Kapal tidak mau datang untuk isi dan kembali kosong. Di sisi lain juga, ada beberapa yang sedang pulih seperti China. Banyak kontainernya ke sana,” jelasnya.

Disperindag telah menyampaikan kondisi tersebut kepada Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Dengan harapan dapat meringankan biaya ekspor yang mesti ditanggung pengusaha.

“Kami dengan Pak Gubernur sudah membuat surat ke Kementerian Perdagangan. Pemerintah Provinsi sudah mengusulkan bahwa untuk biaya-biaya kontainer, ekspor, dan sebagainya, mohon ada kebijakan khusus,” jelas Arif.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah, pada bulan Mei, nilai ekspor Jawa Tengah dilaporkan mencapai US$ 649,15 juta. Nilai ekspor pada bulan Mei 2021 mengalami penurunan 23,67 persen (month-to-month). Meskipun demikian, secara year-on-year, nilai ekspor Jawa Tengah mengalami pertumbuhan 42,22 persen.

Terkait hal tersebut, Arif optimistis nilai ekspor di Jawa Tengah bakal mampu mempertahankan kinerja yang positif.

Sebelumnya, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Provinsi Jawa Tengah, Frans Kongi, menyebutkan bahwa minimnya pesanan luar negeri membuat industri manufaktur di wilayah tersebut kian terpuruk.

“Keuntungan ekspor barang merosot tajam. Keadaan ini diperparah [dengan] penjualan dalam negeri. Sepi,” jelas Frans, beberapa waktu lalu. Berbeda dengan data Disperindag Provinsi Jawa Tengah, berdasarkan data Apindo, kenaikan freight cost dilaporkan menyentuh angka 500 persen.

Walaupun tengah terhimpit, Frans menegaskan komitmen pengusaha Jawa Tengah untuk menghindari gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Meskipun demikian, Frans juga mengharapkan bantuan dari pemerintah berupa stimulus ataupun subsidi gaji bagi karyawan. Menurutnya, hal tersebut bakal meringankan beban operasional yang kini ditanggung pengusaha.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper