Bisnis.com, SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam hal ini Dinas Kesehatan setempat akan mengecek ulang stok vaksin Covid-19 di daerah-daerah serta mencocokkan dengan data yang ada di aplikasi Sistem Monitoring Imunisasi dan Logistik Elektronik (SMILE).
"Tadi baru kami konfirmasi mengenai hal itu, tapi sebagian besar kabupaten/kota memang stok vaksinnya sudah tidak ada, kami crosscheck ke lapangan," kata Kepala Dinkes Jateng Yulianto Prabowo di Semarang, Kamis.
Menurut dia, dinas kesehatan di masing-masing daerah wajib melaporkan stok vaksin Covid-19 yang dimiliki sudah disuntikkan atau belum.
"Apabila ada daerah dengan stok vaksin melimpah dan belum disuntikkan, maka akan didorong percepatan vaksinasinya," ujarnya.
Ia menyebutkan Kementerian Kesehatan RI membuat aplikasi SMILE guna memantau perkembangan program vaksinasi.
Baca Juga
Dalam perkembangan berbeda, Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah mencatat masih ada warga di provinsi ini yang belum divaksin karena ragu dengan efektivitas vaksin Covid-19.
Hal tersebut disampaikan Kepala BPS Jawa Tengah Sentot Bangun Widoyono di Semarang, Rabu, berdasarkan atas hasil survei perilaku masyarakat dalam menghadapi pandemi Covid-19 di masa PPKM.
Ia menjelaskan survei yang dilaksanakan pada 13-20 Juli 2021 tersebut telah meminta pendapat dari 42.303 warga Jawa Tengah sebagai responden.
Dari jumlah tersebut, kata dia, 12.944 responden menyatakan belum menjalani vaksinasi.
"Ada berbagai alasan belum menjalani vaksinasi, 4,2 persen responden menyatakan ragu terhadap efektivitas vaksinasi," katanya.
Alasan lainnya, terdapat responden yang khawatir dengan efek samping vaksin, faktor kesehatan, serta faktor lain seperti belum juga mendapat jadwal pelaksanaan atau lokasi vaksinasi.
Dalam survei tersebut juga diketahui bahwa masyarakat sudah jenuh dan sangat jenuh dengan penerapan pembatasan kegiatan masyarakat yang memaksanya harus tinggal di rumah.
"Ada 60 persen lebih responden yang menyatakan jenuh dan sangat jenuh dengan pembatasan kegiatan tersebut," katanya.
Untuk pelaksanaan protokol kesehatan, kata dia, tingkat kepatuhan warga Jawa Tengah lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat nasional.
Sebanyak lima indikator kepatuhan dalam melaksanakan protokol kesehatan, antara lain memakai masker tunggal, memakai masker ganda, mencuci tangan, menjaga jarak, dan menjauhi kerumunan.