Bisnis.com, SEMARANG - Indikator perkembangan lalu lintas ekspor perikanan Jawa Tengah menunjukkan pemulihan secara bertahap sejak Mei hingga Juli 2021.
Kepala Balai Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu Hasil Perikanan (BKIPM) Semarang Raden Gatot Perdana mengatakan volume ekspor perikanan Jawa Tengah menyentuh 3.552 ton selama Juli 2021 serta nilai ekspor secara signifikan meningkat dari Rp382 miliar menjadi Rp429 miliar.
Negara yang menerima produk perikanan Jawa Tengah sebanyak 18 Negara dan 56 Jenis komoditi perikanan yang diminati oleh pangsa pasar ekspor.
Komoditi yang tercatat dalam top lima komoditi ekspor unggulan baik dari frekuensi, volume maupun nilai adalah daging rajungan, cumi-cumi, surimi, sisik ikan, udang, ikan kakap, ikan swangi dan ikan kuro.
"Perbaikan ekonomi bidang perikanan ini terutama terlihat dari kinerja ekspor Jateng pada bulan ini yang terserap ke sejumlah negara seperti China, Jepang, Amerika Serikat, Malaysia dan Taiwan," katanya, Kamis (26/8/2021).
Selain itu, pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah di bidang perikanan juga terlihat dari catatan Balai KIPM Semarang sebagai otoritas kompeten dari Kementerian Kelautan dan Perikanan hingga akhir semester I/2021 ini telah bertambah Unit Pengolahan Ikan Baru sebanyak tiga unit dan Instalasi Karantina Ikan milik swasta sebanyak dua unit.
Baca Juga
"Hal tersebut menjadi bukti dan energi baru dalam mendukung perbaikan ekonomi nasional di Jawa Tengah, dimana pergerakan roda ekonomi mulai terlihat," jelasnya.
Gatot mengungkapkan, harapan kedepannya perbaikan perekonomian ini dapat terus membaik pada triwulan III/2021.
"Terlihat dari berbagai indikator (jumlah frekuensi ekspor dan jumlah sertifikasi kesehatan ikan) yang meningkat, menunjukkan ekonomi terus membaik, sebagai cerminan ekspektasi konsumen, nilai ekspor dan volume yang terus bertumbuh," tambahnya.
Menurutnya, unit Pengolahan Ikan di Jawa Tengah tampak tetap tangguh dan konsisten menjaga jaminan mutu dan kualitas produk perikanan melalui pendampingan dan dukungan dari Otoritas Kompeten Kementerian Kelautan dan Perikanan serta Pemerintah Daerah setempat.
"Hingga akhir semester I masih mendapat kepercayaan dari pasar manca negara, dan kehadiran unit pengolahan ikan ini menjadi tumpuan bagi masyarakat untuk tetap bertahan di masa pandemi, menuju pemulihan dan perbaikan perekonomian," katanya.(K28)