Bisnis.com, SOLO — Capaian vaksinasi di Kota Solo melampaui 100 persen pada Senin (13/9/2021). Dari target sebanyak 417.151 sasaran, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo telah memvaksin 421.567 warga, untuk dosis pertama.
Hasil tersebut tak lepas dari kiprah kader kesehatan yang bergerak mendorong warga agar bersedia menerima suntikan vaksin Covid-19. Sejak program itu digulirkan pada Januari lalu, kader-kader tersebut mengetuk satu pintu ke pintu lain. Kader kesehatan Puskesmas Sumber, Indri Hastuti, mengaku sasaran tahap pertama saat program dimulai adalah kalangan warga lanjut usia (lansia).
“Kami datang ke rumah-rumah yang memiliki warga lansia dan kami dorong untuk vaksin. Mereka sulit dibujuk dan mengajukan banyak pertanyaan sebelum bersedia divaksin. Ada yang takut berefek ke kesehatan, ada pula yang ragu karena mereka punya penyakit komorbid. Saya mengejar mereka agar mau divaksin itu saat saya belum divaksin,” kisahnya, Senin (13/9/2021).
Indri menyebut berkat usahanya, warga lansia di lingkungan tempat dia tinggal hampir seluruhnya sudah divaksin. Mereka yang tertunda karena masuk golongan risiko tinggi pun sudah didaftarkan untuk menerima vaksin mulai awal September lalu.
“Sosialisasi untuk pra-lansia dan kalangan 18 tahun ke atas itu lebih mudah. Mereka bisa mengakses informasi ke internet sehingga tanpa kami datangi pun sudah antusias. Kalau seperti itu, tugas kami mendaftarkan melalui link yang tersedia,” jelas Indri.
Dari banyak warga yang ditemuinya, ia mengaku sempat diusir bahkan sebelum dia mengetuk pintu. Warga itu langsung menolak dan menyampaikan bahwa dirinya tak mau divaksin. Beruntung, kedatangan kali ketiga berhasil menyadarkan warga itu.
“Butuh berbulan-bulan, ya. Akhirnya, mereka yang sulit-sulit ini sudah divaksin semua. Ya, tetap ada yang sampai sekarang masih enggak mau divaksin. Saya sendiri selesai divaksin dosis kedua pada Mei lalu,” ucapnya.
Baca Juga
Hal serupa dikisahkan kader kesehatan Puskesmas Purwosari, Dinar Riffatien. Ia juga kesulitan saat mendekati warga lansia. “Data warga lansia itu kami dapat dari puskesmas. Saya datangi RT dan RW dan meminta kader-kader posyandu di tingkat itu untuk mendorong lansia agar mau divaksin. Data itu saya kroscek mana yang bisa langsung divaksin atau ditunda, kami pendekatan ke keluarga, personal,” jelasnya.
Dinar juga mengajak Satgas Jaga Tangga untuk ikut mendaftarkan warga lansia untuk divaksin. Apabila waktunya memungkinkan, dia tak segan mengantarkan para lansia itu untuk divaksin. Selama sosialisasi, kesulitan yang dialaminya adalah ketakutan akan vaksin itu sendiri.
“Kalau mereka memang enggak mau, ya, tidak kami paksa. Tapi belakangan ini, mereka yang semula tidak mau, akhirnya bersedia. Begitu pula yang tertunda akhirnya bisa divaksin,” ucap Dinar.